Dalam melakukan reshuffle kabinet biasanya, Jokowi terlebih dulu memberi sinyal sebelum benar-benar mengganti para pembantunya. Seperti pada bulan Agustus 2015, Jokowi kerap bicara soal evaluasi kinerja menteri. Soal evaluasi ini ‘digaungkan’ Jokowi bulan Juni 2016, lalu reshuffle benar-benar terjadi dua bulan setelahnya.

Kemudian, reshuffle jilid II di penghujung Juli 2016, pernyataan soal kemungkinan pergantian menteri sudah dilempar Jokowi bulan Maret 2016. Jokowi mengutarakan hal itu saat menghadiri peringatan HUT Universitas Sebelas Maret Solo.

Jokowi pun dalam acara itu bicara SDM, pangan dan energi. Dalam paparannya itu, Jokowi mengingatkan kunci persaingan adalah efisiensi dan kecepatan dan, dia pun pada tahun 2016 efisiensi kecepatan harus semakin sesuai target. Lantas Jokowi pun kemudian menyinggung rencana melakukan reshuffle kabinet.

“Tahun ini akan semakin kita dapatkan. Bagaimana pun nanti caranya. Entah ganti menteri lagi atau gimana nanti,” ujar Jokowi saat itu. 3 Bulan setelah pernyataan ini, tepatnya di tanggal 27 Juli 2016, 12 menteri diganti. [Novrizal Sikumbang]

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Wisnu