Dengan kondisi campur tangan IMF, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai minus 13% di tahun 1998. Untuk itu ulah IMF di era Soeharto harus menjadi pelajaran yang bisa ditarik.
Pertama, AS mempunyai kepentingan sendiri terhadap Indonesia dan kalau perlu menjatuhkan Presiden Indonesia. Kemudia kedua, IMF bukan lembaga profesional dan punya kepentingan juga karena itu kita juga harus kritis terhadapnya.
“Karena IMF itu banyak gagal dalam menangani krisis ekonomi di Amerika Latin misalnya Argentina, dan juga Indonesia dan sekarang Yunani. IMF seperti dokter malpraktik , pasiennya makin parah tetapi yg membayar biayanya si pasien,” cetus dia.
Kemduian ketiga, ertarungan ekonomi itu selalu melibatkan Media , penulis, pengamat, pembicara dsb. bahkan sekelas Walll Street Journal. Tapi yang sebagai catatan, Malaysia yang menolak campur tangan IMF saja ternyata recovery ekonominya lebih cepat dari Indonesia.
“Kurs ringgit-dollar relatif hanya berubah sedikit bukan seperti kita dari Rp2.300/per USD ke Rp15.000 dan kemudian menguat ke Rp 9.000-10.000, sekarang 13.300. Politik Malaysia juga stabil tidak ada pemerintah jatuh karena krisis,” pungkas dia.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby