Jakarta, Aktual.com – Ekonom Indonesia, Rizal Ramli mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam keadaan pertimbangan yang pelik antara membangkitkan ekonomi, ataukah tetap mempertahankan menteri yang tidak kompeten demi pertimbangan politik.
“Tidak mudah untuk Presiden Jokowi. Walaupun banyak blowback (tekanan balik), tapi konsolidasi politik nyaris selesai. Namun stagnasi ekonomi akan berlanjut. Apakah konservatisme akan dipertahankan, hanya untuk sekedar melindungi status quo penuh vested-interest dan pembawa agenda asing,” kata Rizal, Kamis (26/10)
“Atau akankah membalikkan keadaan, kembali meluruskan dan menegakkan Trisakti dan Nawacita? Bukan pilihan mudah,” tambah Rizal.
Diketahui ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun ini mengalami stagnan di kisaran angka 5 persen, meskipun pemerintah telah melakukan kebijakan pengampunan pajak pada para pengemplang pajak (golongan kaya) dan menguber berbagai potensi pajak untuk meningkatkan penerimaan negara, namun hal itu tidak mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Karena itu kata Rizal, diperlukan formulasi yang mampu mengeluarkan Indonesia dari tekanan yang sedang dialami beberapa tahun ini.
“Tantangan baru memerlukan jawaban innovatif. Pembuat utang kronik, dengan bunga super tinggi, tidak mungkin jadi bagian dari solusi,” katanya.
Belum lagi yang menjadi permasalahan para perusahaan BUMN mengalami babak belur akibat penugasan dari pemerintah yang melakukan pembangunan infrastruktur tanpa keseimbangan finansial.
“Mentri yang hanya sibuk jadi Chaperone, Lady-in-waiting, manager kampanye terselubung, ditolak DPR 2 tahun (World Record!) membuat banyak BUMN merugi, kok terus dipertahankan?” katanya heran.
Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh: