Semarang, Aktual.com —  Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto menyarankan kepada Presiden Joko Widodo agar tak malu-malu melanjutkan program era pemerintahan SBY. Skema itu dilakukan dalam rangka menguatkan daya beli masyarakat menengah ke bawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pemerintah tak perlu malu-malu dengan program dulu. Itu sudah bagus kok dan tinggal dilanjutkan. Barangkali kalau mau gengsi, bisa dirubah skema dan nama programnya,” ujar dia disela-sela Rapinprov Kamar Dagang dan Industri Jawa Tengah di hotel Patrajasa Semarang, Senin (26/10).

Beberapa program SBY yang dinilai dapat kembali menstabilkan pertumbuhan ekonomi nasional, antara lain Bantuan Langsung Tunai, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan bantuan sosial.

Menurutnya, program BLT sebagai solusi utama dalam menguatkan daya beli ekonomi menengah ke bawah. Dengan begitu, masyarakat yang mempunyai uang tentu akan mampu membeli.

“Bahasa kasarnya pemerintah harus memberikan uang kepada masyarakat dengan jalan apapun. Misalnya pemberian BLT, pemberian KUR, PMKP, maupun bansos. Apapun lah namanya, yang penting masyarakat diberikan uang,” beber dia.

Saat ini, kata dia, belum ada jurus jitu program pemerintah yang dapat menguatkan daya beli masyarakat. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi 1-5. Sebab, kebijakan ekonomi pemerintah yang dikeluarkan saat ini belum memiliki dampak efek positif bagi masyarakat menengah ke bawah.

Meskipun dirinya dulu dikritik soal BLT, namun menurutnya itu menjadi solusi penguatan daya beli ekonomi masyarakat menengah kebawah. Barangkali skema dan programnya perlu dimodifikasi. “BLT merupakan obat sebagai penyembuh keterpurukan ekonomi,” ujar dia.

Mengenai Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dibagikan saat ini, sebetulnya tidak jauh dari program era pemerintah SBY. Namun, jumlahnya masih terbatas, belum secara menyeluruh kepada masyarakat.

“Sekarang ada BPJS masih kalang kabut, bos dan beasiswa yang dikemas oleh KIS. tapi, intinya penguatan ekonomi menengah ke bawah harus dikuatkan. Semua bantuan itu harus tepat sasaran.”

Artikel ini ditulis oleh: