Presiden Joko Widodo (kiri) berjalan diikuti Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan) usai menghadiri rapat pimpinan nasional PAN terkait kesiapan menghadapi pilkada serentak 2017 di Jakarta, Minggu (13/11). Presiden Jokowi terus melakukan konsolidasi politik ke sejumlah partai, ormas Islam, serta TNI dan Polri setelah aksi demonstrasi 4 November 2016. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Aktivis Petisi 28, Haris Rusly menyebut Presiden Joko Widodo memiliki banyak kelemahan. Kata dia, Jokowi tidak memiliki visi dan konsep dalam memimpin pemerintahan Indonesia.

Selain itu menurut Haris, kelamahan Presiden usungan PDI-Perjuangan ini juga terletak pada orang-orang di sekelilingnya, yang ia sebut sebagai ‘sengkuni’ dengan kepentingan tertentu.

“Di sisi lain, kondisi ini diperparah oleh kelemahannya yaitu dilengkapi oleh sengkuni-sengkuni, para pembisik dari yang saya duga banyak kepentingan di sana, diantaranya adalah aktivis-aktivis LSM yang berpikiran sangat parsial, sektoral,” ketus Haris saat ditemui di bilangan Menteng, Jakarta, Minggu (13/11).

Celakanya lagi, saran-saran yang disampaikan para ‘sengkuni’ ini justru membawa imbas buruk. Ironinya, ‘bisikan’ tersebut tak hanya berimbas untuk Jokowi, tapi juga kepada keutuhan bangsa Indonesia.

“Para sengkuni ini hanya mementingkan satu sektor tanpa mempertimbangkan sektor yang lain, memberikan saran kepada Presiden yang justru mencelakakan Jokowi sebagai Presiden dan juga membahayakan bangsa dan negara,” sesalnya.

Haris pun mencotohkan seperti apa saran-saran para ‘sengkuni’ Jokowi yang dianggap buruk. Ia menyebut soal pencalonan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.

“Misalnya contoh kasus adalah bagaimana Presiden ngotot untuk memaksakan Ahok menjadi calon gubernur DKI Jakarta, atas nama menegakkan pluralisme,” terangnya.

Menurut Haris, Jokowi terlihat ‘ngotot’ untuk tetap menjadikan Ahok sebagai calon Gubernur DKI. Pasalnya, sebelum adanya keputusan dari KPU Provinsi DKI, Ahok sudah tersandung masalah yang sensitif.

“Presiden tidak melihat ini, memperlihatkan konsep pluralisme dengan memaksakan seorang Ahok memimpin mayoritas masyarakat Jakarta yang muslim, ini membahayakan. Saya yakin langkah ini didukung, ditopang oleh lingkaran setan yang ada di Istana, sengkuni yang ada di Istana yang justru menambah masalah,” sindirnya.

Seperti diketahui, saat ini Ahok sendiri tengah dililit kasus dugaan penistaan agama. Ia disinyalir menistakan agama Islam dengan menyebut bahwasanya ada pihak yang menggunakan surat Al Maidah untuk berbohong dan membodoh-bodohi rakyat Jakarta yang memiliki hak pilih dalam Pilkada DKI 2017.

M. Zhacky Kusumo

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan