Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan usai membuka perdagangan saham perdana tahun 2016 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1). Presiden meminta pelaku usaha optimis menghadapi perekonomian 2016. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz/16

Jakarta, Aktual.com — Presiden RI Joko widodo mengakui bahwa tahun 2015 adalah tahun yang sangat berat bagi pemerintahannya. Pasalnya, optimisme pasar belum muncul, Kondisi ekonomi global yang lesu serta kenaikan suku bunga The Fed berpengaruh pada melemahnya ekonomi nasional.

“Tahun 2015 sangat berat, terutama di sektor keuangan karena banyak hal yang kita hadapi. Mulai dari kelemahan ekonomi dunia, kenaikan suku bunga The Fed dan optimisme yang belum muncul pada tahun kemaren,” katanya dalam sambutan pada pembukaan pasar saham di Jakarta, Senin (4/1).

Jokowi mengungkapkan bahwa pada tahun lalu banyak orang ragu terhadap pemerintahannya, baik mengenai realisasi APBN maupun  realisasi pajak.

Namun pada penutupan akhir tahun lalu, pemerintahan mampu menjawab, pendapatan negara mencapai 84,7 persen atau Rp1.491 triliun, kemudian penerimaan pajak mencapai 83 persen atau Rp1.235,8 triliun.

“Banyak yang ragu-ragu, tapi akhirnya pada penutupan akhir tahun lalu pendapatan negara mencapai 84,7 persen atau Rp1.491 triliun, kemudian penerimaan pajak mencapai 83 persen atau Rp1.235,8 triliun, untuk penerimaan non pajak 93,8 peren,” jelasnya.

Jokowi menegaskan apa yang di khawatirkan banyak orang, tidak terjadi. Saat-saat yang sulit menjadi kesempatan baginya untuk merombak banyak tatanan regulasi yang menghambat.

“Kalau pemerintah kerja biasa-biasa saja, mungkin seperti yang diperkerkirakan orang akan terjadi, tetapi dengan deregulasi deregulasi yang dikeluarkan ini, menjadi kesempatan pemerintah untuk merombak tatanan-tatanan yang menghambat,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka