Presiden RI Joko Widodo melepas pengiriman bantuan kemanusiaan tahap kedua untuk Palestina di Base Ops Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (20/11/2023). ANTARA/Yashinta Difa

Jakarta, Aktual.com – Presiden  RI Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina di tengah agresi Israel.

“Sekali lagi saya tegaskan Indonesia akan terus bersama mendukung perjuangan bangsa Palestina,” kata Presiden ketika melepas pengiriman bantuan di Base Ops Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (20/11).

Tidak hanya bantuan kemanusiaan, kata Jokowi, Indonesia juga berupaya memberikan dukungan politik dengan menggalang dukungan dari negara-negara lain.

Indonesia pun telah ditunjuk menjadi salah satu utusan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk perdamaian Palestina berdasarkan KTT Luar Biasa OKI di Riyadh, Arab Saudi, 11 November lalu.

Presiden Jokowi langsung menindaklanjuti mandat tersebut dengan mendesak Presiden AS Joe Biden untuk membantu menghentikan perang di Gaza, dalam pertemuan keduanya di Gedung Putih, Washington, D.C., 13 November lalu.

Saat ini, tutur Jokowi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sedang berada di Beijing untuk menggalang dukungan dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hal ini agar kekejaman di Gaza dihentikan, gencatan senjata dilakukan sesegera mungkin, dan bantuan kemanusiaan bisa masuk untuk bantu warga Gaza.

“Bu Retno sudah muter karena kita jadi salah satu utusan dari OKI untuk menyampaikan hasil-hasil (KTT) yang kita bicarakan di Arab Saudi,” kata Presiden Jokowi.

Sejak Israel membombardir Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023, lebih dari 12.000 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 8.300 perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 30.000 orang lainnya terluka.

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, mesjid, dan gereja di Gaza, rusak atau hancur.

Blokade Israel telah memutus pasokan bahan bakar, listrik, dan air ke Gaza serta mengurangi bantuan kemanusiaan.

Sementara itu, jumlah kematian di Israel mencapai 1.200 jiwa.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan