Jakarta, Aktual.com — Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengaku optimistis kunjungan Presiden Jokowi ke Jerman, Senin (18/4) dapat mendorong investor di negeri tersebut untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi mereka.
“Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan Indonesia berpotensi sebagai pintu masuk investasi Jerman untuk masuk ke ASEAN. Terutama karena populasinya cukup besar,” katanya dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Selasa (19/4).
Franky menjelaskan, ada sejumlah hasil positif kunjungan Presiden Jokowi dari sisi investasi, diantaranya pandangan positif pemerintah Jerman terhadap potensi Indonesia sebagai destinasi investasi.
Kemudian, adanya kesepakatan yang dicapai melalui penandatanganan kerja sama bisnis antara pengusaha Indonesia dan Jerman, di mana salah satunya adalah kerja sama investasi sektor smelter di Sulawesi, senilai 800 juta dolar AS (setara Rp10 triliun dengan kurs Rp12.500).
Menurut Franky, kerja sama tersebut mengindikasikan adanya keseriusan perusahaan Jerman untuk berinvestasi di Indonesia.
Dia berharap dengan penandatanganan ini proyek investasi tersebut dapat segera direalisasikan. Terlebih industri bernilai tambah seperti smelter menjadi prioritas yang didorong oleh pemerintah.
“Mereka telah memilih lokasi investasi di Sulawesi. Jika melihat nilai investasi yang direncanakan tentunya dapat memanfaatkan layanan izin tiga jam di BKPM,” imbuhnya.
Ada pun terkait pertemuan Presiden Jokowi dengan pimpinan perusahaan dari Jerman, Franky berharap dapat mendorong kepercayaan investor Jerman terhadap Indonesia.
Menurut dia, sebagian perusahaan Jerman yang bertemu Presiden hari ini sudah berinvestasi di Indonesia.
Ketika bertemu presiden mereka memaparkan rencana perluasan investasinya. Selain sektor smelter, potensi investasi lainnya yang mengemuka adalah sektor otomotif.
“Kami dari BKPM tentu saja akan menindaklanjuti hasil pertemuan terutama rencana investasi, baik baru maupun perluasan, agar dapat segera terealisasi. Salah satu langkah BKPM adalah membentuk tim marketing investasi untuk mengawal minat investasi dari Jerman,” katanya.
BKPM menjadikan Jerman sebagai prioritas pemasaran investasi mengingat potensi investasi dari negara tersebut cukup besar, sementara porsi ke Indonesia masih kecil.
Dari data BKPM, investasi Jerman dari Jerman ke Indonesia dalam kurun 2010-2015 sebanyak 547 proyek investasi yang menyerap 38.382 tenaga kerja Indonesia.
Nilai keseluruhan investasi tersebut mencapai angka 552 juta dolar AS atau Rp5,2 triliun.
Angka tersebut tergolong kecil bila dibandingkan dengan investasi Jerman ke seluruh dunia yang berada di posisi ketiga.
Dari data FDI Markets Financial Times, investasi Jerman di Indonesia hanya kurang dari 1 persen dari keseluruhan investasi mereka ke dunia.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan