Jakarta, Aktual.co —  Koordinator Aliansi untuk Desa Sejahtera Tejo Wahyu Jatmiko berharap Presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-JK dapat membenahi kondisi pangan yang dinilai berada di titik “darurat” selama era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Jokowi-JK harus bisa membuktikan apa yang mereka kampanyekan untuk mewujudkan kedaulatan pangan dengan fokus pada kesejahteraan keluarga produsen pangan skala kecil,” kata Wahyu di Jakarta, Rabu (15/10).

Menurutnya, fokus kesejahteraan keluarga produsen pangan kecil seperti petani dan nelayan itu sejalan dengan tema yang diusung badan pangan PBB FAO dalam rangka Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober yang menitikberatkan pada pertanian keluarga.

“Kenapa petani dan nelayan? Karena jumlah mereka yang banyak sehingga bisa menyumbang hingga 50 persen total pangan dunia,” ucapnya.

Lanjutnya, pangan Indonesia selama 10 tahun terakhir telah mengalami kondisi “darurat”. Hal itu dapat dilihat dari menurunnya jumlah petani, lahan pertanian serta tingginya impor pangan.

Bahkan, sambungnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2003-2013, jumlah petani dan nelayan terus menurun dari 31 juta jiwa menjadi 26 juta jiwa. Sementara lahan pertanian terus menyusut sekitar 100.000-110.000 hektare per tahun.

“Padahal kapasitas pencetakan sawah hanya 20.000 hektare per tahun. Defisitnya masih sangat besar,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka