Dan hanya 26.9 persen, kata dia, yang menyatakan tidak suka. Artinya jika kampanye tagar ini makin populer dan massif maka akan mengganggu elektabilitas petahana. Kedua, isu tenaga kerja asing sangat tidak disukai. Dalam beberapa waktu terakhir isu tenaga kerja asing ramai menjadi perbincangan publik.
“Isu bahwa pemerintah memudahkan tenaga kerja asing masuk dan bekerja di Indonesia untuk semua sektor dengan gaji yang lebih besar menjadi konsumsi publik. Isu ini memang masih minoritas yang menyatakan pernah mendengar,” kata dia.
Survei menunjukan bahwa baru sebesar 27.27 persen publik yang menyatakan pernah mendengar isu ini. Sementara mayoritas yaitu sebesar 57.46 persen menyatakan bahwa belum pernah mendengar. Namun demikian, isu ini ternyata mendapat respon negatif mayoritas publik. Sebesar 76.59 persen dari mereka yang pernah mendengar, menyatakan bahwa mereka tidak setuju dengan isu masuknya tenaga kerja asing.
“Artinya jika makin banyak publik yang tahu isu ini, maka resistensi terhadap petahana pun makin kuat karena dinilai mendukung masuknya tenaga kerja asing,” ujar dia.
Ketiga, kepuasaan terhadap ekonomi rendah terutama terkait dengan lapangan kerja. Survei menunjukan bahwa 54.30 persen publik menyatakan bahwa mereka tidak puas dengan kinerja pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja. Dan hanya 35.50 persen menyatakan puas dengan kinerja pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja. Isu ekonomi ini potensial menjadi akar masalah yang mudah membakar isu lainnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara