Jakarta, Aktual.com — Jaksa Agung HM Prasetyo dianggap mengabaikan intruksi Presiden Joko Widodo untuk melakukan intropeksi atas kinerja Kejaksaan Agung dibawah pimpinannya selama ini. Sebaliknya, politisi partai Nasdem itu malah foya-foya.

Demikian disampaikan peneliti Indonesia Justice Watch (IJW), Fajar Trio Winarko, kepada wartawan, kamis (23/7).

Ia mengatakan, sikap tersebut ditunjukan Prasetyo ketika Hari Bhakti Adhyaksa (HBA). Ketika itu Jaksa Agung HM Prasetyo tampak menikmati duet bareng penyanyi kondang Syahrini.

“Sebenarnya wajar jika Jaksa Agung ingin mensyukuri HBA dengan acara tersebut, namun harusnya dia bisa menangkap maksud dari pernyataan presiden terkait permintaan introspeksi. Presiden itu nyindir kinerja Prasetyo lah secara tidak langsung,” ujar dia.

Ia menilai, Presiden sejatinya sudah mengetahui performa kejaksaan dibawah kepemimpinan Prasetyo tidak membawa perubahan berarti dalam penegakan hukum di Indonesia.

“Mulai dari ucapan tidak mau mendengar adanya jaksa pemeras ataupun tersangka dijadikan ATM, merupakan warning bagi Prasetyo jika tidak segera melakukan pembenahan,” kata dia.

Menurut dia, HBA, semestinya dijadikan momentum perbaikan diri, bukan malah menjadi acara ulang tahun ‘sweet seventeen’. Ia melanjutkan, Jaksa Agung harusnya menyampaikan hal-hal yang belum dicapai kejaksaan, seperti belum tertangkapnya buronan Djoko Chandra dan Edy Tansil, eksekusi Yayasan Supersemar,kasus HAM berat, Kredit CGN Bank Mandiri, dan piutang PNBP Rp13 Triliun.

Untuk diketahui, sebelumnya Presiden Joko Widodo juga mendesak Kejaksaan Agung untuk menagih dan menyetorkan piutang PNBP puluhan triliun tersebut ke kas negara. “PNBP tersebut kan diharapkan bisa membantu pemasukan negara selain pajak yang dapat menopang perekonomian negara,” kata Fajar.

Tak hanya itu, sebagai institusi negara yang notabene anggarannya berasal dari rakyat, Fajar meminta Prasetyo transparan berapa biaya pelaksanaan HBA tahun ini. “Jika berpatok pada tema HBA dan pidato amanatnya, Prasetyo harus transparan dan terbuka kepada publik berapa anggaran HBA dan berasal dari mana saja anggaran tersebut. Dan berapa fee yang diberikan artis Syahrini, Jupe, Didi Kempot serta artis lainnya . Ingat rapor merah Kemenpan RB,” cetusnya.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik Yanuar Wijanarko menilai dengan mengundang artis tenar dalam acara HBA membuktikan seorang Jaksa Agung tidak peka akan kondisi ekonomi Indonesia yang sedang terpuruk. “Bukan syukuran namanya jika sampai menyewa tiga artis tenar. Disuruh introspeksi sama presiden malah seperti foya-foya. Jaksa Agung sepertinya tidak peka sama kondisi ekonomi di Indonesia yang sedang terpuruk. Banyak juga uang yang dimiliki kejaksaan agung,” kata Yanuar kepada wartawan di Jakarta, Kamis (23/7).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby