Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo meminta pembiayaan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus dipermudah agar UMKM bisa naik kelas.
“Yang selalu saya dorong, yang berkaitan dengan pembiayaan UMKM harus dipermudah, karena kalau kita melihat penyaluran kredit perbankan ke UMKM baru 21 persen dari total kredit,” kata Jokowi dalam acara Pembukaan UMKM Expo(rt) Brilianpreneur 2023 Crafting Global Connection di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis.
Presiden mengatakan bahwa Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah mengalokasikan 83 persen dari total kredit yang diberikan oleh bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada UMKM. Meskipun begitu, Jokowi menilai bahwa masih perlu peningkatan, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara seperti China (65 persen), Jepang (65 persen), dan India (50 persen) yang memiliki porsi kredit UMKM yang lebih besar.
“Memang UMKM ini yang pegang memang hampir semua dipegang BRI, bank yang lain nggak diberi peluang,” tambah Jokowi.
Presiden meminta Kementerian BUMN dan otoritas terkait untuk melakukan revisi regulasi guna mempermudah UMKM dalam mendapatkan kredit atau pembiayaan, tidak hanya berdasarkan agunan yang dimiliki, tetapi juga berdasarkan prospek bisnis yang positif.
Menteri BUMN Erick Thohir juga menyoroti komitmen pemerintah dalam mendukung UMKM. Dia mengungkapkan bahwa Pemerintah telah mendorong bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk membangun ekosistem UMKM, termasuk pendanaan, akses pasar, dan pendampingan.
Erick menjelaskan bahwa upaya tersebut telah berhasil membawa 30 juta UMKM masuk ke dalam sistem digital, dengan pembiayaan mencapai 1.600 triliun hingga September 2023. Meskipun BRI telah menyumbangkan 83 persen dari pembiayaan tersebut, Pemerintah mendorong bank-bank Himbara lainnya untuk ikut meningkatkan kontribusinya.
Dalam konteks akses pasar, Kementerian BUMN juga berupaya memastikan bahwa UMKM memiliki akses dan kualitas yang memadai untuk beroperasi di tingkat global. Mereka juga mendukung UMKM dengan kualitas ekspor untuk berpartisipasi dalam pameran luar negeri sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan potensi pasar global bagi produk UMKM Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan