Presiden Joko Widodo bersama Menteri BUMN Rini Soemarno, mendatangi lahan yang belum terbebaskan untuk proyek kereta Bandara di Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Batu Ceper, Tangerang, Jumat (4/11)

Jakarta, Aktual.com – Indonesia Police Watch (IPW) turut memantau jalannya Aksi Bela Islam II yang berlangsung Jumat (4/11) lalu. Dari pantauan dilapangan, benturan antara aparat kepolisian dengan massa terjadi saat massa mahasiswa hendak membubarkan diri.

“Setelah dari Jl Majapahit, massa bergerak menuju Jl Thamrin melalui Jl Merdeka Barat. Sementara di jalanan masih banyak massa yang bertahan menunggu Jokowi. Desak-desakan terjadi,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, dalam keterangannya, Minggu (6/11).

Awal ketegangan massa dengan polisi, sejumlah massa ormas keagamaan langsung masuk ketengah untuk memisahkan ketegangan antara polisi dan mahasiswa. Akan tetapi situasi sekian panas. Pukul-pukulan pun terjadi, dimana polisi menggunakan tameng dan mahasiswa menggunakan tiang bendera.

“Saat itulah beberapa massa membakar sampah dan tembakan gas air mata pun dilontarkan polisi untuk membubarkan massa,” terangnya.

Saat mendengar kericuhan terjadi di depan Istana, lanjut Neta, demonstran yang hendak pulang dan sudah tiba di Penjaringan langsung mengamuk. Mereka melempari polisi dan dihalau dengan gas air mata. Sikap spontan ini menurutnya hal wajar. Apalagi begitu banyak jumlah massa. Terbukti amuk massa cepat mereda.

“Jika ada provokator yang bermain, sejak siang tentu sudah terjadi benturan hebat, mengingat banyaknya massa,” ucap Neta.

“Jadi tudingan adanya provokator yang dilontarkan Jokowi sangat tidak mendasar. Tudingan itu hanya ingin merusak cara-cara damai yang sudah ditunjukkan para ustad, habib, dan ulama yang memimpin aksi itu,” tambahnya.

Disampaikan pula tudingan oleh Presiden tersebut hanya ingin mengalihkan kasus Ahok yang akan diperiksa Senin ini. IPW sangat menyayangkan Presiden terpedaya dengan isu murahan yang disampaikan para pembisiknya yang mereka belum tentu ada di lapangan.

“Jika memang ada provokatornya, Jokowi jangan hanya main lempar isu seperti Orba, tapi langsung tangkap dan proses secara hukum,” urai Neta.

Terakhir, IPW mengapresiasi kerja keras ustad, habib dan ulama yang sudah mengawal aksi damai 4 November 2016. IPW juga merasa salut pada sikap sabar yang sudah ditampilkan TNI/Polri dalam menjaga aksi demo.

“Melihat semua kerja keras ini, IPW berharap Presiden Jokowi jangan meniru-niru gaya Orba yang bermain-main dengan isu provokator yang bisa membuat anti pati masyarakat maupun aparatur keamanan,” demikian Neta.

Laporan: Soemitro

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby