Jakarta, Aktual.com – Dewan Energi Nasional (DEN) mengakui bahwa saat sidang paripurna DEN ke-4, Presiden Jokowi bersikeras mempertahankan program 35 GW dalam bahasan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Namun kendati target itu tidak direvisi, anggota DEN Syamsir Abduh meyakini pencapaiannya tidak akan rampung pada tahun 2019 sebagaimana yang dicanangkan sebelumnya.

“Target 35.000 MW tetap tidak dikurangi. Ini sesuai dengan pernyataan politik yang disampaikan oleh Presiden,” katanya di Kementerian ESDM, Senin (23/1).

Sekarang lanjutnya, sudah ada payung hukum yang mengizinkan PLN untuk membeli lahan dengan harga pasar, sehingga hambatan kesulitan pembebasan lahan yang dialami selama ini akan menemukan jalan solusi.

Dia memperkirakan, jika PLN mampu mengimplementasikan aturan tersebut, maka keterlambatan pencapaian 35.000 MW mampu diminimalisir hingga tinggal sekitar 3 tahun.

“Sekarang sudah ada peraturan yang mengizinkan PLN membeli tanah dengan harga pasar, sehingga bisa mempercepat. Dengan adanya potensi mempercepat, kalau tren itu di jaga, bisa hanya terlambat 3 tahun, jadi 35.000 baru selesai 2022,” tukasnya.

Perlu diingat, sebelumnya DEN telah menghitung progress pembangunan program prioritas pembangkit listrik 35.000 MW akan mengalami keterlambatan.

Diyakini yang akan mampu diselesaikan dalam proses pembangunan pada 2019 hanya sebesar kisaran angka 19.763 MW hingga 19.996 MW.

“Dari evaluasi kita, Program 35.000 MW, total pembangkit yang diperkirakan selesai 2019 sekitar 19.763 MW hingga 19.996 MW. Namun total pembangkit yang belum selesai 2019 kita perkirakan 15.631 MW,” tandas Syamsir Abduh.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan