Dalam pidatonya melalui rekaman suara dalam Ijtima Ulama Jilid II, Habib Rizieq sempat menyinggung soal politik identitas di Pilpres 2019. Dia berpesan kepada para ulama dan habaib agar tidak memainkan politik identitas yang rasis.
“Soal politik identitas maka saya tegaskan di sini, bahwa para ulama, habaib dan ulama yang istiqomah tidak akan pernah memainkan politik identitas yang fasis dan rasis serta bertentangan dengan syariat dan konstitusi,” ujar Habib Rizieq.
Akan tetapi, kata Habib Rizieq, para habaib akan memainkan politik identitas yang terhormat dan bermartabat yaitu identitas kebangsaan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa sesuai dengan Bung Karno.
Ijtima Ulama ini, katanya, akan terus menggelorakan politik identitas keumatan dan kebangsaan demi menjaga NKRI. Habib Rizieq pun mencontohkan politik identitas tidak bisa dipisahkan dari sejarah Indonesia. Misalnya, kemerdekaan Indonesia lahir dari sebuah politik identitas.
Bagaimana Bung Tomo menggerakkan santri demi perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda. “Tatkala Bung Tomo meminta fatwa ulama dan menggerakkan santri dengan takbir melawan NICA di Surabaya, juga dengan politik identitas,” kata dia.
“Dengan ke hutan bergerilya juga melakukan politik identitas,” lanjut Rizieq.
Lalu bagaimana saat Bung Karno menandatangai UUD 1945 dan mengeluarkan dekrit Presiden 1959 juga merupakan bagian dari politik identitas. “Tatkala Pak Harto bersama TNI dan ulama Islam membasmi PKI juga merupakan politik identitas,” tutur dia.
Baca selanjutnya Jokowi Pilih Ulama