Jakarta, Aktual.co — Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo menyatakan, penaikan harga Bahan Bakar Minyak yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo 
menyakiti rakyat dan sulit diterima akal sehat. Jokowi-JK menaikkan harga BBM bersubsidi ketika harga minyak di pasar internasional sedang mengalami penurunan. APBN-P 2014 mengasumsikan harga minyak 105 dolar AS per barel, sementara harga minyak saat ini di kisaran USD 82 per barel.
“Logikanya, kalaupun tidak mau menurunkan harga BBM bersubsidi, Jokowi setidaknya harus punya keberanian dan kemauan politik untuk mempertahankan harga pada level yang berlaku sekarang demi melindungi rakyat,” kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (4/11).   
Menurutnya, Jokowi tidak mau meringankan beban rakyat dan memilih cara instan dengan menaikkan harga BBM bersubsidi untuk mengamankan APBN tahun berjalan. Dengan cara instan itu, rakyat lagi-lagi dipaksa berkorban. 
Ungkapan “Jokowi pro Rakyat”, kata dia, kini terbukti sebagai slogan tanpa makna. Apalagi, tidak ada jaminan para menteri ekonomi dari Kabinet Kerja mampu meredam dampak negatif dari naiknya harga BBM bersubsidi.
“Bantuan non tunai lewat penerbitan berbagai Kartu Sakti tidak akan mengurangi penderitaan warga miskin karena lonjakan harga barang dan jasa biasanya jauh lebih tinggi. Inilah pil pahit dari Presiden Jokowi yang harus ditelan seluruh rakyat Indonesia,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang