Alex menambahkan, digitalisasi pertanian dapat memudahkan monitoring data dan informasi, seperti lokasi kerja petani, luas lahan, serta waktu tanam dan panen. Data ini nantinya dapat digunakan MBB untuk memfasilitasi kebutuhan para petani.
Telkom mewujudkan digitalisasi pertanian dalam bentuk platform digital yang terintegrasi bernama LOGTAN (Logistik Tani). Melalui LOGTAN, petani dan BUMN terkait dapat mengakses data tunggal yang lengkap mulai dari masa pratanam hingga pascapanen. LOGTAN juga menyediakan informasi terkait profil petani, jenis lahan pertanian, kebutuhan kredit usaha, asuransi hingga mobilisasi hasil panen.
Digitalisasi sistem pertanian diperuntukkan bagi kelompok tani melalui kehadiran BUMN dalam 4 siklus tanam. Pada siklus pratanam, BUMN menyediakan asuransi usaha tani dan kredit usaha rakyat melalui PT Jasindo, PT Askrindo, dan Himbara. Sedangkan pada tahap tanam, BUMN hadir dengan menyediakan benih, distribusi pupuk, dan pendampingan melalui PT Pupuk Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT Pertani, dan PT PNM. Sementara itu pada tahap Panen, BUMN menyediakan penyimpanan hasil panen dan resi gudang yang diselenggarakan oleh PT Pegadaian. Selanjutnya di tahap Pasca Panen BUMN membantu distribusi hasil tani melaui Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia Pangan serta keberadaan Blanja.com sebagai platform e-commerce yang memungkinkan petani menjual secara online.
Program layanan kewirausahaan petani dan digitalisasi sistem pertanian ini diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi petani, seperti usaha skala kecil, daya tawar petani lemah, serta insentif petani yang tidak tepat dan tidak berkelanjutan.
Semua pelayanan dilakukan melalui sistem yang terintegrasi dengan kartu tani. Data ini nantinya juga menjadi acuan dari Kementerian Pertanian mengenai pertanian di Indramayu, khususnya di Kecamatan Sliyeg. Program Layanan Kewirausahaan Petani ini akan diterapkan di sebelas wilayah di Jawa Barat, antara lain Indramayu, Karawang, Majalengka, Ciamis, dan Cianjur.
Sistem digitalisasi pertanian yang sudah dicanangkan sejak Maret 2017 ini menjadikan Indramayu sebagai kabupaten di Indonesia yang memiliki data pertanian matang.
“Kami berharap digitalisasi sistem pertanian bisa mendorong petani untuk memaksimalkan sistem dan mempermudah bisnis pertanian. Sehingga produktivitas dan kesejahteraan petani turut meningkat,” tutup Alex.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka