Jakarta, Aktual.com – Paket kebijakan ekonomi sektor ketenagakerjaan yang digulirkan Presiden Joko Widodo siang hari ini ditolak ribuan buruh dari Serikat Pekerja Nasional (SPN)
Aksi unjukrasa yang dikuti ribuan buruh tekstil dan garmen ini secara tegas menolak Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) pengupahan yang akan ditetapkan pada 1 November 2015 mendatang.
Heri seorang anggota SPN dari Bandung menjelaskan, penolakan SPN didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, RPP pengupahan sampai sekarang menimbulkan kontroversi bahkan pembahasannya tidak melalui mekanisme yang benar dalam membentuk formula pengupahan.
Kedua, PP pengupahan yang akan diberlakukan hanya menggunakan formula besaran inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya Ini sangat bertentangan dengan ketentuan perundangan yang berlaku dan terindikasi menghilangkan peran Dewan Pengupahan yang merupakan perwujudan keberadaan Serikat Pekerja atau buruh dalam menetapkan besaran upah minimum.
“Dewan pengupahan itu kan ada buruh, komisi,pengusaha, disnaker,” kata Heri saat berbincang-bincang dengan aktual.com ditengah-tengah aksi unjukrasa buruh di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (27/10)
Adanya formula tersebut, dibeberkan Heri, diprediksi upah minimum tidak akan mengalami kenaikan yang signifikan apalagi faktor Kehidupan Hidup Layak sebagai dasar perhitungan upah minimum dihilangkan.
” Di mana dalamnya ada 60 item baik sandang, pangan, atau papan. Harga-harga kebutuhan pokok, BBM, dan komoditas kan selalu berubah dan sulit diprediksi,pokonya semuanya dibuat samar yang berpihak sama buruh,” kata dia
Lebih lanjut disampaikan Heri, SPN menduga RPP pengupahan saat ini sudah menjadi PP lantaran ada bocoran bahwasanya RPP tersebut sudah ditandatangani presiden Jokowi sebelum berangkat ke Amerika.
“Kita dengar itu sudah ditandatangani, ini sudah jadi PP, RPP ini sudah 12 lalu kalo gak salah, Jokowi hanya mengulang pesanan asing,gak ada yang baru. segala bentuk keberpihakan pada buruh semuanya disamarkan semua,” pungkasnya
Aksi yang berlansung sejak pukul 11.00 WIB ini berlangsung tertib. Secara bergantian perwakilan buruh dari berbagai wilayah terus menyampaikan orasinya. Meskipun dipagari kawat berduri sebagian buruh tetap asik meneriakan yel-yel penolakan.
Artikel ini ditulis oleh: