Koordinator JPPR, Masykurudin Hafidz (istimewa)
Koordinator JPPR, Masykurudin Hafidz (istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz mengatakan bahwa saat ini tingkat konsentrasi yang cukup kuat terhadap politik pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jakarta. Sehingga membuat kondisi Pilkada di daerah lainnya terlupakan.

“Bahkan masyarakat pemilih di daerah terdorong untuk membicarakan dan fokus di Jakarta ketimbang daerahnya sendiri. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh aktor politik nasional yang cukup kuat mengarahkan konsentrasinya di Pilkada Jakarta,” kata Masykurudin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (9/2).

Ia menjelaskan dalam proses Pilkada serentak kedua tahun ini, kondisi politik menghangat. Salah satunya, kata dia, perbedaan dukungan tokoh politik nasional antara Megawati Soekarno Putri sebagai Ketua Umum PDIP dan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

“Perbedaan dukungan keduanya, ditambah perbedaan dukungan politik dari Prabowo Subianto sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra menambah tensi politik ibu kota,” katanya.

Namun, menurut Masykurudin, kondisi daerah mengatakan lain di mana hubungan keduanya ternyata tidak sepanas di ibu kota.

Ia mencontohkan PDIP dan Partai Demokrat nyatanya bersatu dalam mendukung pasangan calon yang sama di seperempat daerah Pilkada, “Dengan dukungan tersebut, PDIP dan Demokrat di daerah Pilkada bersatu untuk berkampanye memenangkan calon yang diusung bersama,” ucap Masykurudin.

Ia mengatakan data KPU menunjukkan dari 101 daerah, PDIP dan Demokrat berkoalisi di 24 daerah.

“Satu pemilihan Gubernur di mana keduanya sama-sama mendukung pasangan calon Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah di Pilkada Provinsi Aceh. Sementara 23 daerah lainnya tersebar di kabupaten/kota di seluruh daerah Pilkada, di antaranya Aceh Barat, Tapanuli Tengah, Musi Banyuasin, Brebes, Kota Singkawang, Buton Selatan, Maluku Tengah, Morotai hingga Lanny Jaya,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurut dia, mengembalikan nuansa Pilkada menjadi momentum daerahnya masing-masing menjadi sangat penting dan jangan sampai perilaku politik nasional menghilangkan karakter Pilkada yang beragam dan variatif.

Pilkada Serentak pada 15 Februari 2017 akan diikuti oleh 101 daerah dari tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid