Salah satu bangunan yang rusak akibat gempa di Kamchatka Rusia - foto X

Moskow, Aktual.com – Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tidak ada korban jiwa akibat gempa berkekuatan 8,8 magnitudo maupun tsunami di kawasan Kamchatka, Rusia pada Rabu pagi (30/7) waktu setempat. Namun jumlah korban luka tidak disebutkan.

Peskov juga memuji sistem peringatan tsunami berfungsi ”tepat waktu” sehingga warga langsung bisa dapat dievakuasi saat dibutuhkan. ”Terima kasih Tuhan, tidak ada korban meninggal. Kita bisa katakan kesiapan teknologi terbukti menunjukkan kemampuannya di level tinggi,” kata Peskov pada konferensi pers, Rabu (30/7) seperti dikutip Kantor Berita Rusia, TASS.

”Secara umum, ketahanan gempa bangunan ini terbukti, jadi syukurlah tidak ada korban jiwa. Semua sistem peringatan dini langsung diaktifkan, dan evakuasi warga dari daerah yang perlu evakuasi dilakukan untuk mengantisipasi tsunami,” lanjut Peskov.

Pemerintah Rusia sendiri telah mencabut peringatan ancaman tsunami di Semenanjung Kamchatka, dekat titik episentrum gempa tersebut.  Sedangkan Distrik Severo-Kurilsky, yang terletak di ujung selatan semenanjung, juga telah mencabut peringatan tsunaminya, demikian pernyataan pemerintah di saluran Telegram. Sebelumnya, akibat hantaman tsunami di distrik tersebut menghantam garis pantai, merobek kapal dari tambatannya dan mengeruk kontainer penyimpanan, demikian dilaporkan TASS.

Valery Limarenko yang merupakan gubernur wilayah Sakhalin Rusia, mengumumkan bahwa tidak akan ada lagi ancaman tsunami di Kepulauan Kuril Utara, yang merupakan kumpulan pulau-pulau vulkanik di selatan semenanjung di timur jauh Rusia. ”Situasi mulai stabil dan semua layanan darurat tetap siaga,” kata Limarenko.

Sedangkan dilansir dari Reuters, gempa berkekuatan 8,8 magnitudo itu juga memicu peringatan tsunami hingga ke Polinesia, Prancis dan Chili, dan diikuti pula oleh letusan gunung berapi paling aktif di semenanjung tersebut. Gempa dangkal tersebut juga merusak bangunan dan melukai beberapa orang di wilayah terpencil Rusia.

Menjelang Rabu malam, Jepang, Hawaii, dan Rusia telah menurunkan sebagian besar peringatan tsunami. Namun, pihak berwenang di Polinesia Prancis memperingatkan penduduk di beberapa Kepulauan Marquesas yang terpencil untuk pindah ke dataran tinggi dan mengantisipasi gelombang setinggi 2,5 meter.

Para ilmuwan Rusia mengatakan gempa di Kamchatka adalah gempa terkuat yang melanda wilayah tersebut sejak 1952. Survei Geologi AS menyatakan gempa tersebut dangkal, dengan kedalaman 19,3 km, dan berpusat 119 km (74 mil) di timur-tenggara Petropavlovsk-Kamchatsky, sebuah kota berpenduduk 165 ribu jiwa.

”Rasanya seperti tembok bisa runtuh kapan saja. Guncangannya berlangsung terus-menerus setidaknya selama tiga menit,” kata Yaroslav, 25 tahun, di kota itu.

Di Severo-Kurilsk di Kepulauan Kuril utara, dilaporkan gelombang tsunami mencapai ketinggian 3 meter, dengan yang terbesar mencapai 5 meter, lapor kantor berita Rusia RIA. Gempa berkekuatan 6,07 magnitudo, kemudian melanda Kepulauan Kuril yang terletak di antara Kamchatka dan Jepang utara, ungkap Pusat Penelitian Geosains Jerman.

Gempa tersebut memicu tsunami di beberapa wilayah Rusia dan peringatan tsunami di sejumlah negara Pasifik termasuk Hawaii di Amerika Serikat, Jepang, Indonesia, hingga Korea Selatan. Di Kamchatka, gelombang tsunami terjadi beberapa kali. Sementara itu, di sepanjang garis pantai Hawaii ketinggian air mencapai 1,5 meter.

BMKG Cabut Peringatan Tsunami di Indonesia

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi mencabut peringatan dini tsunami di Indonesia pada Rabu (30/7/2025) malam, sekitar pukul 23.00. Hal itu diumumkan oleh Direktur Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.  ”Peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa Kamchatka, Rusia M 8,7 tanggal 30 Juli 2025 pukul 06.24 WIB, dinyatakan telah berakhir.”

Untuk diketahui, wilayah terdampak tsunami di Indonesia hasil analisis parameter update BMKG namun seluruhnya ketinggian gelombang tsunami di bawah 1 meter, diantaranya Jayapura, Halmahera Tengah,  Sorong, Pelabuhan Beo Talaud Sulawesi Utara, Morotai Maluku Utara, Manokwari Papua Barat, Bitung Sulawesi Utara, Manado Sulawesi Utara.

(Indra Bonaparte)