FILE - This Sept. 28, 2001, file photo of Muslim Uighur men emerging from the Id Kah mosque after prayers, in Kashgar, in China's western Xinjiang province Friday, Sept. 28, 2001. This weekend's bloody riot in China's Muslim far west carries disturbing reminders of anti-Chinese violence in another troubled region -- Tibet -- and shows how heavy-handed rule and radical resistance are pushing unrest to new heights. The clash between ethnic Muslim Uighurs and China's Han majority in Xinjiang that left at least 140 dead signaled a new phase in a region used to seeing bombings and assassinations by militant separatists but few mass protests. (AP Photo/Greg Baker,file)

Jakarta, Aktual.com – Koordinator Juru Bicara pasangan Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mendesak pemerintah untuk bersikap tegas terhadap Pemerintah China yang diskriminatif terhadap Muslim Uighur.

Menurutnya, peran Indonesia sebagai negara penduduk muslim terbanyak di dunia dapat menjadi alat tekan bagi China untuk tidak melanggar deklarasi universal hak asasi manusia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Dan Bagi Indonesia, pembelaan terhadap Muslim Uyghur juga adalah amanat pembukaan UUD 1945. Pemerintah harus segera melakukan aksi nyata menghentikan diskriminatif rasial yang terjadi di China,” ujar Dahnil Anzar dalam keterangannya, Selasa (18/12).

Ia menegaskan, politik luar negeri Indonesia yang menganut prinsip bebas aktif harus dilakukan pemerintah terhadap nasib jutaan muslim Uighur yang teraniaya.

“Sikap Indonesia ini tidak boleh ragu dan didikte oleh siapapun. Apalagi terkait dengan kemanusiaan. Indonesia harus segera bertindak atas apa yang dilakukan pemerintah China. Karena ini mandat konstitusi,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid