Medang, aktual.com – Dialog publik LKSA Sumut bahas Ancaman Judi Online Bagi Generasi Muda Judi online di Indonesia belakangan ini tumbuh subur dan banyak diminati generasi muda. Mudah dan tumbuh suburnya situs-situs judi tersebut di negara ini muncul tak terlepas karena rentannya sistem keamanan cyber di Indonesia.

Parahnya, situs-situs judi tersebut dengan mudah muncul di sejumlah website-website lembaga pemerintahan dan pendidikan yang sepatutnya harus memiliki sistem keamanan tinggi untuk menghempang peretasan oleh hacker.

“Situs yang disusupi kebanyakan situs pemerintah atau pun pendidikan umumnya. Banyak titik kelemahan situs-situs dalam negeri,” ungkap Head of the Computer Systems, Network and Security Laboratory, Seniman di Medan, Kamis (16/3).

Hal tersebut dikatakan Seniman pada Diskusi Publik ‘Ancaman Judi Online Bagi Generasi Muda’ yang digelar Lembaga Kajian Strategis Al Washliyah (LKSA). Katanya, penyusupan situs-situs lembaga pemerintah dan pendidikan tersebut mengantarkan pada penyedia judi online dan membuat ketertarikan untuk memulainya.

Kasus ini, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendeteksi peretasan laman krmbaga pemerintah dan pendidikan untuk judi online tersebut berlangsung sejak Agustus 2022. Berdasarkan catatan Kominfo, ada 675 laman yang telah tersusupi situs judi online. Jumlah tersebut, 221 laman lembaga pendidikan dan 454 laman pemerintahan.

Seniman yang merupakan Dosen Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi USU menjelaskan, tak mudah untuk menghempang serangan cyber tersebut. Apalagi rentannya keamanan situs di Indonesia menjadi celah masuk menguasai laman.

“Situs-situs judi online juga banyak disusupi virus dan juga memiliki yang berbahaya bagi laptop atau smartphone kita. Juga ancaman dari kejahatan digital. Hal yang harus dipahami adalah, sistem yang diterapkan pada situs judi online tidak akan memberikan kemenangan mutlak bagi pemain,” katanya.

Diskusi tersebut turut menghadirkan jurnalis, Jonris Purba yang menyampaikan pandangannya dari perspektif pemberitaan. Katanya, media yang memiliki tanggungjawab memberikan pendidikan mengambil peran dalam mengedukasi masyarakat.

“Soal bahaya judi online bagi generasi muda, media ini harus menjadi wadah pendidikan, memberikan edukasi kepada masyarakat melalui sebuah berita dari orang yang berkompeten,” kata Jonris.

Pria berkacamata itu menuturkan, besarnya ancaman judi online bagi generasi muda, sepatutnya media membuat gerakan melalui pemberitaan. Hal tersebut, katanya, terfokus pada penekanan mindset akan bahaya judi ini.

“Media harus bisa mengubah mindset bahaya judi kepada generasi muda. Saya setuju bahwa judi itu tidak akan memberikan kemenangan dan keuntungan bagi pemain. Ini yang harus kita dorong kepada masyarakat,” jelasnya.

Diskusi tersebut dipimpin Direktur LKSA Sumut, Eko Marhaendy sebagai moderator, turut menghadirkan narasumber lain, Direktur Daulay Brother Law Form, Tongku Solah Daulay dan Cendikiawan Islam, Candiki Repantu dan diikuti mahasiswa.***

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain