Lebak, Aktual.com — Jumlah penderita sakit jantung di wilayah Lebak, Banten meningkat. Bahkan penderita sakit jantung tidak mengenal usia maupun jabatan.
“Kami menerima laporan dari RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, pada tahun 2015 tercatat 3.393 (2,07 persen) dan kemungkinan tahun ini sampai awal Oktober 2016, bertambah,” kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Lebak, Banten, Firman Rahmatullah di Lebak, Rabu (5/10).
Para penderita jantung tersebut kini secara rutin melakukan pengobatan baik di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, maupun Rumah Sakit khusus penanganan medis jantung di Jakarta. Pengobatan dan terapi sakit jantung dilakukan seumur hidup guna meningkatkan kualitas hidup juga memperpanjang usia harapan hidup.
Untuk mencegah penyakit jantung, pihaknya kini mengoptimalkan pelayanan kesehatan dasar dengan membentuk Pos Pembinaan Terpadu di 42 puskesmas untuk mendeteksi penyebaran penyakit tidak menular. Selain itu juga memberikan edukasi pendidikan kesehatan kepada warga tentang pencegahan penyakit jantung.
“Pengoptimalan Pospindu dan edukasi pendidikan kesehatan itu diharapkan masyarakat bisa mengetahui pencegahan kasus penyakit jantung itu.”
Menurut dia, di era tahun 1980-an masyarakat yang terkena penyakit jantung tersebut dipastikan orang kaya atau orang berduit. Namun saat ini, petani, buruh bangunan dan pedagang kaki lima juga terserang sakit jantung.
Penyebaran penyakit jantung tersebut akibat dampak pola hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak juga goreng-gorengan yang minyaknya sudah menghitam pekat.
Selain itu juga makanan siap saji dan instan yang terkontaminasi bahan pengawet juga minuman keras. Kebiasaan pola hidup tidak sehat itu menyebabkan orang terserang penyakit jantung. “Kami minta masyarakat dapat mengubah pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit yang membahayakan di antaranya jantung dan darah tinggi serta diabetes.”
Untuk menghindari penyakit jantung, antara lain cukup tidur, rajin berolah raga, makan sayur, mengkonsumsi buah-buahan dan perbanyak minum air putih. Selama ini, penyakit jantung tidak bisa diabaikan begitu saja, karena di Indonesia sangat mematikan nomor dua setelah stroke sebab serangan jantung terkadang tidak selalu ditandai dengan gejala yang jelas.
“Kami minta warga yang terkena jantung agar mengoptimalkan pengobatan dan kontrol agar terhindar dari serangan jantung secara tiba-tiba,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu