Kupang, Aktual.com – Posko Induk Operasi Tanggap Darurat Gempa Lembata, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, mencatat jumlah pengungsi hingga Kamis (12/10), terus bertambah pascagempa bumi beberapa hari terakhir.
“Jumlahnya saat ini sudah bertambah menjadi 2.172 jiwa setelah sebelumnya pada Rabu (11/10) kemarin jumlahnya hanya mencapai 1.000 jiwa,” kata Sekretaris Posko Induk Operasi Tanggap Darurat Gempa Lembata, Frans Dangku saat dihubungi dari Kupang, Kamis.
Ia menjelaskan, jumlah tersebut terdiri dari 735 laki-laki, 948 perempuan dan tersebar di lima titik pengungsian, yakni Di Desa Tanjung Tuak, Kantor Camat Ile Ape di Desa Laranwutun, Kota Lewoleba dan Kedang.
Para pengungsi itu berasal dari 10 desa, yakni Napasabok, 559 jiwa, Lamagute 351 jiwa, Waimatan 436 jiwa, Lamawolo 289 jiwa, Jontona 12 jiwa, Lamatokan 24 jiwa, BungaMuda 126 jiwa, Lamawara 363 jiwa dan Aulesa 12 jiwa.
“Saat ini para pengungsi itu tersebar di lima titik yakni Desa Tanjung Tuak, Kantor Camat Ile Ape, Kota Lewoleba, dan Kedang dan Desa Todanara,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini dari data yang diperoleh di lapangan kerusakan infrastruktur terparah terjadi di enam desa, yakni Napasabok, Sekolah SDK rusak ringan, satu gereja rusak ringan, Talud sepanjang 150 Meter rusak berat, tujuh unit rumah warga rusak ringan dan 16 rumah rusak berat.
Di Desa Waimatan terjadi longsor dan jalan retak sepanjang dua kilometer, dua unit WC rusak berat, layanan transportasi lumpuh total, sementara semua rumah penduduk rusak ringan.
“Di Desa Lamatokan sebuah Polindes Rusak berat dan di Desa Aulesa satu unit SDK rusak ringan, satu unit gardu listrik rusak berat,” tambahnya.
Sementara itu, Pengamat Gunung Ile Ape Lewotolok di Pos Pemantau Gunung Desa Laranwutun, Petrus Tupa Taran menjelaskan, gempa tektonik yang terus-menerus mengguncang Lembata hampir sepekan belakangan berpengaruh pada aktivitas kegempaan vulkanis gunung Ile Lewotolok.
Data yang direkam sejak tanggal 11 oktober menujukkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan, namun sampai saat ini status Gunung masih di level II, Waspada.
“Hingga saat ini statusnya masih dalam status Waspada,” tambahnya.
Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok dan pengunjung, pendaki atau wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas dalam zona perkiraan bahaya di dalam area kawah Gunung Ile Lewotolok dan di seluruh area dalam radius 2 km dari puncak aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: