Jakarta, Aktual.com – Lonjakan jumlah perokok remaja di Indonesia menjadi sorotan tajam berbagai kalangan. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023, jumlah perokok usia 10-17 tahun meningkat drastis dari 4,1 juta pada 2018 menjadi 5,9 juta jiwa. Angka ini setara dengan populasi satu negara, yakni Singapura.
Kenaikan ini sebagai dampak langsung dari lemahnya pengendalian terhadap industri tembakau, terutama rokok, yang semakin agresif menyasar generasi muda.
“Generasi muda adalah korban dari lemahnya kebijakan pengendalian tembakau,” ujar Nalsali Ginting dari Indonesia Youth Tactical Changes (IYTC), di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Melonjaknya angka perokok muda ini, katanya, menunjukkan rendahnya komitmen pemerintah dalam melindungi anak-anak dari paparan rokok.
Ia pun menyebut ada kontradiksi yang mencolok dalam kebijakan pemerintah. Di satu sisi, pemerintah gencar menggaungkan pemberdayaan pemuda sebagai pilar pembangunan. Namun, ruang bagi industri rokok untuk menjadikan anak-anak sebagai target pasar tetap terbuka lebar.
“Ini bukan sekadar kelalaian, tapi bentuk pembiaran yang sistematis,” tambahnya.
Ia menegaskan, setiap anak yang mulai merokok adalah bukti nyata kegagalan negara dalam melindungi generasi penerusnya.
“Pemerintah tak bisa terus berdalih, sementara kebijakan yang longgar justru memelihara pasar rokok di kalangan muda,” tegas Nalsali.
Menurutnya, industri rokok memanfaatkan celah lemahnya regulasi dan pengawasan terhadap iklan serta distribusi rokok. Anak-anak, yang seharusnya dilindungi, justru menjadi sasaran empuk dalam strategi pemasaran yang masif dan tidak terkendali.
Karenanya, ia mendesak pemerintah untuk memperketat regulasi dan menindak tegas industri rokok yang menyalahi aturan. Tanpa langkah konkrit, Indonesia terancam kehilangan generasi emasnya di tengah arus komersialisasi tembakau yang tak terbendung.
“Masa depan yang sehat hanya bisa dicapai jika kita berani bersuara dan menuntut perubahan,” ujarnya.
Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional, Komunitas Save Our Surroundings (SOS) menggelar aksi damai di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Aksi ini menyoroti lemahnya kebijakan pengendalian tembakau akibat intervensi industri dan minimnya komitmen pemerintah dalam menjaga kesehatan publik khususnya generasi muda.
Laporan: Yassir Fuady
Artikel ini ditulis oleh:
Eroby Jawi Fahmi

















