Jakarta, Aktual.co —  Ketika para Astronom mulai mempelajari sistem Tata Surya lain di Galaksi Bima Sakti pada era 1990-an, mereka melihat sesuatu yang aneh. Ternyata sebagian besar sistem Tata Surya kita tersebut memiliki Planet besar yang mengelilingi bintang induknya di dalam padatnya ruang Orbit.

Kasus di atas merupakan temuan yang membuat Tata Surya kita menjadi kosmik yang menarik. Saat ini, peneliti dari Caltech dan University of California, Santa Cruz, mengatakan, bahwa mereka sudah mengetahui, mengapa Tata Surya kita, bila tanpa Planet dalam Orbit Merkurius – dan tampak bahwa Jupiter mungkin menjadi penyebab ‘lubang menganga’ tersebut.

Penelitian menunjukkan, bahwa gas raksasa, seperti “bola yang merusak” di awal Tata Surya, melenyapkan beberapa hipotesa, “Super-Bumi.” Yang terkandung bebatuan.

“Tampaknya, bahwa Tata Surya saat ini bukanlah susunan dari daftar Planet dalam Galaksi,” urai Dr. Konstantin Batygin, asisten Profesor Ilmu Planet dari Caltech sekaligus peneliti yang bertanggung jawab atas temuan baru tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulisnya.

“Namun, tidak ada alasan untuk berpikir bahwa pembentukan Planet di seluruh Galaksi seharusnya tidak timbul di dalamnya. Hal ini kemungkinan, perubahan berikutnya telah mengubah wajah aslinya.”

Dari penelitian tersebut, Batygin bersama rekannya Dr Gregory Laughlin, Profesor Astronomi dan Astrofisika di UC Santa Cruz, melakukan serangkaian simulasi didasarkan pada teori yang pertama kali dikemukakan oleh para Astronom pada tahun 2011 lalu.

“Skenario teori terbesar berperan, bahwa Jupiter terbentuk dalam sebuah cakram gas dan debu, dan ditarik menuju ke dalam Matahari, sebelum Saturnus terbentuk dan menariknya kembali lagi.”

Simulasi menunjukkan , ahwa Jupiter bermigrasi ke dalam, gravitasi yang terganggu oleh Orbit Asteroid serta susunan Planet, yang disebut’ planetesimal’, di Tata Surya bagian dalam. Ini mungkin memicu benturan serta tabrakan yang keras, dimana Tata Surya kita pecah menjadi generasi pertama Planet dan memasukkan mereka ke Matahari.

“Ini hal yang sama yang kita khawatirkan jika Satelit itu harus dihancurkan di orbit terendah Bumi,” kata Laughlin dalam sebuah pernyataannya, di UC Santa Cruz.

“Fragmen akan mulai menabrak satelit lain, dimana Anda akan mengambil pendapat reaksi berantai dari tabrakan tersebut. Tugas kami menunjukkan bahwa Jupiter akan dibuat hanya seperti benturan atau tubrukan di Tata Surya bagian dalam.”
Puing-puing yang tersisa dari tabrakan utama bergabung menjadi Planet-planet dalam Tata Surya di antaranya, Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Sebuah artikel yang menjelaskan temuan tersebut dipublikasikan secara online pada 24 Maret dalam Prosiding National Academy of Sciences Journal.

Artikel ini ditulis oleh: