Mas Asih mengatakan masyarakat Merapi memang sejak dahulu sudah waspada. “Bukan karena statusnya, tapi memang harus waspada,” katanya.
Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto mengatakan dalam beberapa hari terakhir juga terdengar suara gemuruh dari Gunung Merapi, namun masyarakat tetap dalam keadaan tenang dan tidak khawatir selama rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta jarak amannya masih tiga kilometer dari puncak.
“Saya juga sudah memasang batas untuk jarak aman jadi warga mencari rumput tidak di atas. Yang saya khawatirkan justru wisatawan, jadi kalau ada gemuruh atau apa saya minta agar menjauhi arah sungai,” katanya.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat dua kali guguran lava meluncur dari Gunung Merapi Selasa (12/2).
Melalui akun twitter BPPTKG yang dipantau Antara di Yogyakarta, berdasarkan data seismik, pada Selasa (12/2), pukul 00.00-06.00 WIB, di gunung api itu tercatat 17 kali guguran dengan durasi 10-60 detik.
Artikel ini ditulis oleh: