Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kiri) didampingi Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri), Menteri PAN dan RB Yuddy Chrisnandi (kedua kanan) dan Plt Ketua KPK Taufiequrachman Ruki (kanan) berjalan bersama meninggalkan gedung Nusantara V seusai menghadiri Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/12). Konferensi Nasional tersebut bertujuan untuk mencari solusi dan mencegah tindak korupsi yang ada di Indonesia dan dalam rangka memperingati hari anti Korupsi yang jatuh pada 9 Desember mendatang. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pd/15.

Venezuela, Aktual.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, negara-negara anggota Gerakan Non Blok harus tetap memajukan kebersamaaan, solidaritas antara negara-negara, seperti tujuan awalnya dibentuk.

“Karena itu kepentingan-kepentingan kita bersama yang harus kita satukan karena kenyataannya justru di antara negara-negara non blok banyak konflik internal, banyak konflik antara negara berbeda. Yang diperlukan yakni; mempersatukan, setidaknya menghindari konflik agar tujuan awal tetap terjaga,” kata Jusuf Kalla di sela-sela menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok ke-17 di pulau Margarita, Venezuela, Sabtu (17/9).

Jusuf Kalla pun menyadari bahwa persoalan saat ini berbeda. Abad 21 ini topiknya tentu disamping politik ekonomi berbeda antara Timur-Barat tak lagi seperti itu. Berdasarkan laporan menteri luar negeri pembahasan pada tingkat menteri sangat ketat sekali dengan kepentingan berbeda-beda yang sulit untuk dipertemukan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia mengusulkan Gerakan Non Blok harus sesuai dengan tantangan abad 21 yakni bisa memberikan kontribusi nyata dalam perdamaian dunia.

“Kalau dulu tujuannya untuk mencapai kemerdekaan sekarang tantangannya berbeda, Gerakan Non Blok harus memberikan konrtibusi nyata dalam perdamaian dunia,” kata Menlu Retno Marsudi.

Lebih lanjut Menlu menjelaskan bahwa Indonesia sebagai pendiri dan juga tuan rumah terselenggaranya Konferensi Asia Afrika Bandung mendorong terus agar GNB memiliki kontribusi yang nyata.

Menurut dia, usulan Indonesia ini mendapat sambutan baik dari negara-negara GNB yang hadir. Bahkan, tambahnya, Menlu Mesir secara khusus menemuinya untuk mendukung gagasan yang dilontarkan Indonesia tersebut.

Menlu menegaskan untuk itu GNB juga harus menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lain di luar GNB dalam rangka menciptakan perdamaian dunia tersebut.

“Kita harus terus membuka diri bekerja sama dengan negara-negara lain di luar GNB untuk mencapai perdamaian dunia tersebut,” kata Menlu.

Menurut Retno, KTT GNB harus bisa memainkan peran strategis, menjadi mitra global dan memberi manfaat bagi perdamaian dunia. Dia menegaskan bahwa seluruh negara anggota GNB juga perlu mendorong setidaknya tiga langkah nyata.

Pertama, GNB perlu memperkuat semangat multilateralisme di mana seluruh negara memiliki suara yang sama. Kedua, GNB juga harus memberikan kontribusi terhadap upaya penanganan tantangan ekonomi global melalui kemitraan global yang melibatkan seluruh pihak, termasuk kerja sama antarnegara maju dan berkembang.

Ketiga, negara-negara GNB juga perlu segera membenahi diri internal terkait cara kerja GNB agar tidak terjebak menjadi “talk shop organization”. Benah diri sangat diperlukan agar GNB menjadi organisasi yang memiliki kredibilitas tinggi, relevan, dan efektif dalam penanganan masalah global.

Artikel ini ditulis oleh: