Jakarta, Aktual.com — Pelaku usaha pada bidang ekpedisi pengiriman surat atau barang mengaku menderita kerugian mencapai miliaran rupiah karena bandara lumpuh akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Sumatera.
“Kabut asap selimuti Kota Pekanbaru, Riau khususnya wilayah bandara setempat telah mengakibatkan transportasi udara jadi lumpuh,” ujar Koordinator Wilayah I Sumatera Asosiasi Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo), Nana Mulyana di Pekanbaru, Ahad (27/9).
Ia contohkan, setiap hari di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II terdapat 17 dari total sedikitnya 66 kali penerbangan berjadual yang mengangkut pengiriman barang baik rute domestik maupun internasioanal.
Dalam setiap pengiriman barang menggunakan pesawat bisa mencapai tiga ton barang atau enam ton pergi pulang. Jika diakumulasikan, maka terdapat 102 ton barang tidak bisa dikirimkan dan diterima di Pekanbaru dalam satu hari.
Besaran biaya jasa pengiriman surat atau barang oleh pelaku usaha yang tergabung pada Asperindo di Riau dalam per bulan mencapai Rp15 sampai Rp20 miliar.
“Lumpuhnya jasa tranportasi udara, maka para pebisnis jasa pengiriman ekspres kehilangan pendapatan ratusan juta rupiah per hari atau miliaran rupiah dalam satu bulan,” ucapnya.
Jika kondisi itu dibiarkan pemangku kepentingan terutama pemerintah dalam waktu lama atau paling tidak dalam satu bulan, lanjut Nana, maka akan memberi dampak negatif bagi iklim usaha pengiriman ekspres di Riau.
“Tak tertutup kemungkinan, pebisnis jasa pengiriman di Riau merumahkan karyawan karena tidak ada kerjaan akibat asap. Kita pun jadi tak ada pemasukan, sementara gaji mereka tetap dibayar,” jelas dia.
Tercatat mulai dari tanggal 2 September 2015 aktivitas di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II terganggu akibat kehadiran kabut asap selimuti wilayah udara terutama bandara di Pekanbaru.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka