Petugas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru berusaha memadamkan bara api ketika terjadi kebakaran di lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Minggu (13/3). Untuk mencegah meluasnya kebakaran lahan dan hutan yang mengakibatkan kabut asap, Satgas Karlahut Propinsi Riau terus melakukan pemadaman baik darat maupun udara dan berpatroli di kawasan-kawasan yang kerap terjadi kebakaran lahan dan hutan. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/pd/16

Pekanbaru, Aktual.com – Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, jarak pandang di Kecamatan Rengat, sebagai ibu kota Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau terpantau Selasa (30/8) pagi terbatas cuma sekitar 100 meter.

“Di Rengat fog (kabut), tetapi bukan kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejumlah daerah di Riau,” terang Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Selasa (30/8).

Ia menjelaskan, fog atau kabut tebal berwarna putih merupakan atau disebut juga embun karena mengandung butiran-butiran air yang lebih banyak dengan proses pembentukan terjadi dini hari.

Lazimnya kabut uap air tersebut berada dekat permukaan tanah karena berkondensasi dan menjadi lebih mirip awan dengan kelembaban udara hanya 80 persen atau dibawah rata-rata.

Keberadaan fog, sama dengan awan dengan berada dipermukaan dengan menggumpal seperti kabut asap yang biasa menutupi sebagian wilayah dan mengakibatkan jarak pandang terbatas.

“Akibat sinar matahari, fog akan hilang dengan sendirinya. Pemanasan yang disebabkan pancaran sinar matahari akan menyebabkan terjadi penguapan uap air, sehingga makin siang keadaan semakin terang dan membaik,” katanya.

(Ant)

Artikel ini ditulis oleh: