Jakarta, Aktual.com – Ketua DPP Partai HANURA Ketut Wirawan menganggap bahwa polemik yang terjadi di partainya akibat adanya sekelompok orang yang haus kekuasaan dan berpikiran sempit.
Kelompok tersebut dikatakan Ketut sebagai kelompok anti perubahan yang tidak puas dengan kebijakan partai. Padahal kebijakan internal partai saat ini telah membuat keadaan Hanura menjadi lebih baik.
“Disinyalir kelompok ini merupakan kelompok anti perubahan padahal OSO merupakan sosok yang membawa perubahan dipartai ini dan sejak lama kelompok ini sering menyalahgunakan kebijakan partai,” kata Ketut kepada wartawan di Jakarta, Rabu (17/1).
Ketut menyebut tindakan yang dilakukan oleh kelompok ini sebagai kejahatan yang terstruktur dan masif dengan tujuan melakukan pengrusakan terhadap Partai Hanura. Tidak hanya itu, ia pun menyatakan bahwa kelompok ini telah melecehkan simbol partai, yaitu ketua umum.
Ia pun meminta kepada Ketua Dewan Pembina Hanura, Wiranto untuk bersikap netral dan lebih arif dalam menyikapi pertikaian di partainya.
“Dan seharusnya Pak Wiranto bersikap tegas terhadap situasi ini dan tidak bersikap abu-abu,” tegasnya.
Sebelumnya, sebanyak 27 DPD dan lebih dari 400 DPC Hanura melangsungkan rapat di bilangan Blok M, Jakarta Selatan pada Senin (15/1) kemarin.
Dalam rapat yang dipimpin oleh Sekjen Hanura, Sarifudin Sudding itu, diputuskan untuk memberhentikan OSO sebagai Ketua Umum dan menunjuk Marsekal Madya (Purn) Daryatmo sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum.
Salah satu alasannya adalah adanya dugaan mahar politik dalam pemilihan calon kepala daerah yang diusung oleh Hanura dalam Pilkada.
Selain itu, rapat tersebut juga memutuskan untuk menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Hanura dalam seminggu ke depan.
Beberapa jam setelahnya, OSO pun membalas ‘kezaliman’ ini dengan memecat balik Sekjen Hanura, Sarifuddin Sudding. Posisi Sudding digantikan oleh Herry Lontung Siregar.
“Kami berharap konflik ini dapat diselesaikan dengan baik, dan semua pihak mematuhi apa yang diputuskan oleh Kemenhunkam,” kata Ketut mengakhiri.
Pewarta : Teuku Wildan A.
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs