Jakarta, Aktual.com – Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) sebagai pintu pertama kaderasisasi kaum Nahdliyin melakukan pengawalan Islam nusantara dari gempuran ideologi transnasional.
Hali ini dikatakan Ketua Umum PP IPNU Khairul Anam Haritsah saat pembukaan Lokakarya Buku Pedoman Kaderisasi IPNU dan Capacity Building Tim Kaderisasi Nasional IPNU di Lantai 8 Gedung PBNU Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (23/6).
“Kami membentuk tim kaderisasi nasional yang dibagi 4 zona yakni Sumatera,Jawa-Bali-NTB, Kalimantan, dan Sulawesi-Papua,” kata Khairul Anam.
Tujuan diadakan lokakarya ini, di samping untuk upaya desiminasi buku Pedoman Kaderisasi IPNU terbaru, juga untuk melakukan konsolidasi nasional dalam pengawalan ajaran Ulama NU dan Islam Nusantara.
Dirinya mengklarifikasi terkait hal yang diselewengkan oleh beberapa kelompok luar, yang menyebut ajaran Islam Nusantara ialah kain kafan akan diganti batik, bacaan sholat diganti bahasa daerah atau pemahaman Islam Nusantara yang dibelokkan lainnya.
Menurutnya, hal tersebut tidaklah benar dan mereka terlihat belum faham isi dari Islam Nusantara itu. Perlu diklarifikasi bahwa Islam Nusantara bukan agama baru atau pemahaman baru namun Islam yang dijalankan sejak walisongo dengan pendekatan budaya.
“Saya klarifikasi persoalan Islam Nusantara, Agama termasuk Islam adalah bahasa langit, sedangkan budaya dan tradisi adalah bahasa bumi, proses dialektika keduanya menghasilkan tradisi dan ekspresi keagamaan beraneka ragam, dan kemudian ini juga terjadi di tempat negara lain. Maka muncullah ekspresi tradisi keIslaman di Cina, Arab, Barat, Turki, Maroko termasuk di Indonesia dengan Islam Nusantaranya, sebagai contoh, pendidikan pesantren, Majlis zikir dan ta”lim ibu-ibu, maulidan, tasyakuran, sungkeman, diba’an, makan ketupat, mudik dan lain lain,” imbuh putra asli Sulawesi Selatan ini.
Anam menambahkan pentingnya kegiatan kaderisasi yang dilakukan IPNU agar para pelajar memahami pondasi keagamaan yang kokoh, mengakar dan tidak parsial membaca agama. Ia juga mengajak pelajar dan orang tua untuk mengirim putra-putrinya ke pesantren ahlussunnah wal jamaah agar jauh dari pemahaman Islam yang radikal takfiri.
Dalam acara tersebut hadir sebagai keynote speech Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj. Selain itu, beberapa tokoh nasional alumni PP IPNU juga dijadwalkan hadir seperti Menteri Desa dan PDTT, Marwan Jakfar dan Ketua Fraksi PKB, Helmy Faishal Zain.
Artikel ini ditulis oleh: