Jakarta, Aktual.com — Wacana Presiden Jokowi untuk membawa Indonesia masuk kedalam perjanjian Trans Pasific Partnership (TPP) mendapat penolakan dari berbagai pihak karena TPP dianggap sebagai ‘jebakan batman’.

Pengurus KADIN Bidang Ekonomi Kerakyatan dan Koperasi, Dewi Hutabarat merasa bahwa TTP telah meresahkan dunia usaha Indonesia, dia meminta Presiden Jokowi melihat dan mengkaji secara mendalam atas berbagai regulasi perjanjian TPP yang akan memberikan kerugian terhadap Indonesia.

“TPP meresahkan dan ‘jebakan batman’ kelihatannya seolah-olah cuma dagang, tapi kalau kita masuk ke TPP, kita sudah dalam posisi gak bisa nego: take or leave it,” tuturnya di Jakarta, Rabu (17/2).

Selain itu dia mengamati bahwa pola TTP sangat rahasia dan tertutup sehingga muncul batasan antara negara dan kelompok pengusaha serta diskriminatif terhadap negara non anggota.

“Mereka berlaku sangat secret, kayak backstreet antara government dengan dunia usaha yang go global,” tandasnya.

Berdasarkan penjelasannya, jumlah UMKM Indonesia sebanyak 57 juta unit dan 98,8 persen unit terdiri dari usaha baru mikro, jika pemerintah menyepakati bergabung dengan TPP, maka usaha tersebut tidak akan mampu bersaing dengan usaha besar berskala manca negara.

“Kalau TPP datang, kita yang kecil, lucu-lucu, imut-imut langsung jres, tergulung habis. Ketika wirausaha inisiatif mikro tergulung habis, kita akan banyak supply buruh murah,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan