Jakarta, Aktual.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama sejumlah instansi Jepang menyiapkan platform kerja sama untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di kedua negara agar bisa saling memberi dukungan.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (26/10), mengatakan platform tersebut akan mengkombinasikan data UMKM Indonesia dan Jepang yang berkualitas untuk kemudian bisa bermitra dan meningkatkan bisnis mereka.

Platform berisi informasi UMKM kedua negara akan dipusatkan dalam satu situs pencocokan bisnis (business matching) bernama Trade Tie up Promotion Program (TTPP) yang dioperasikan Japan External Trade Organization (Jetro) serta J-GoodTech (Japan Good Technology-Monozukuri) yang dioperasikan Small & Medium Enterprises and Regional Innovation Japan (SMRJ).

“Mereka (Jepang) sudah punya platformnya. Di database mereka tercatat ada 18.700 UMKM, tapi yang di Kadin hanya 16.000an. Itu yang ingin kami kombinasikan sekaligus mendata ulang UMKM kita dengan format yang mereka berikan agar bisa dicocokan,” katanya.

Menurut Rosan, kerja sama tersebut diharapkan dapat memberi kontribusi dalam peningkatan perdagangan, investasi untuk para pelaku UMKM serta membuka peluang kemitraan antara UMKM Jepang dan Indonesia.

Selain penyediaan platform database pelaku UMKM, Kadin bersama Jetro juga akan membentuk Indonesia-Japan Business Matching Support Desk untuk mendukung kemitraan UMKM kedua negara.

Desk khusus untuk pencocokan bisnis kedua negara akan mulai beroperasi pada 1 November mendatang di mana masing-masing negara akan mendelegasikan perwakilan untuk memberikan informasi mengenai kerja sama UMKM Indonesia dan Jepang.

“Akan ada ‘face to face’ (temu muka) dalam beberapa bulan sekali untuk mempertemukan UMKM Jepang UMKM kita. Nanti kami akan bantu fasilitasi kemitraannya,” katanya.

Program yang telah disiapkan selama 8 bulan terakhir itu akan dibuka gratis bagi seluruh sektor usaha dan kalangan pelaku UMKM.

“Tidak ada ‘charge’ (biaya) sedikitpun. Dan mulai minggu ini kami akan gencar sosialisasikan,” katanya.

Rosan menjelaskan, meski tidak spesifik di satu sektor, Jepang kemungkinan akan banyak menaruh minat di sektor manufaktur guna menopang bisnis mereka di Indonesia yang didominasi sektor otomotif.

Pasalnya, berdasarkan pengamatan Jepang, produksi satu kendaraan bermotor bisa melibatkan lebih dari 3.000 UMKM.

“Kita tidak terpikir UMKM kita bisa bikin suku cadang, tapi justru mereka pikir bisa untuk menunjang industri mobil atau motor. Itu yang akan kita kembangkan juga,” imbuhnya.

Presiden Direktur Jetro di Jakarta Daiki Kasugahara, dalam kesempatan yang sama mengaku fokus untuk menyediakan informasi berkualitas guna memberikan hasil bisnis nyata yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi bisnis kedua negara.

Pihaknya menargetkan ada 2.000 UMKM yang teregistrasi dalam desk pendukung kerja sama bisnis Indonesia-Jepang hingga 2020 mendatang.

Menurut Kasugahara, upaya pengembangan UMKM dilakukan untuk mendukung perkembangan bisnis mereka yang di Indonesia.

“Kami juga ingin mendukung program Nawa Cita Presiden Jokowi serta mendukung perusahaan lokal Indonesia yang punya potensi besar di pasar Jepang melalui kegiatan ini,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan