Jakarta, Aktual.com – Rendahnya minat investor terhadap lelang dua proyek pembangkit listrik, PLTMG Pontianak dan PLTMG Scattered Riau semakin menambah rentetan kegagalan PT PLN dalam mewujudkan target listrik 35.000 MW.
“Rendahnya minat investor terhadap lelang dua proyek pembangkit listrik itu, menjadi bukti PLN tidak memiliki perencanaan yang baik dalam melaksanakan tender,” ujar Ketua Komtap Industri Energi Migas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Santoso di Jakarta, Jumat (5/8).
Selain itu, tambahnya, BUMN itu juga dianggap tidak memiliki sense investor oriented sehingga lelang yang dilakukan sama sekali tidak menarik bagi investor.
Harusnya dalam perencanaan, PLN tidak hanya melihat dari sisi (kebutuhan) PLN, tetapi juga dari sisi investor. Kalau tidak menarik bagi investor, akibatnya seperti ini, tidak sukses.
“Harusnya investor oriented, sehingga mengundang peminat peserta tender. Jika itu terjadi, sebenarnya menguntungkan juga buat PLN, karena mereka tinggal memilih. Kalau sekarang apanya yang dipilih, yang ikut ‘bidding’ saja tidak ada,” tegasnya.
Santoso menambahkan, sebenarnya mudah melakukan tender dengan pendekatan investor oriented, karena sebagai pelaku usaha, indikator bagi investor pun tidak banyak, misalnya internal rate return (IRR) yang merupakan indikator tingkat efisiensi suatu investasi.
“Kalau investor menganggap bahwa indikator tidak masuk, tentu tidak akan ada yang berminat,” lanjut dia.
Dia mencontohkan PLN tidak punya “sense investor oriented”, antara lain dilihat dari proyek Riau Scattered yang ditetapkan di delapan titik berbeda yakni Dabo Singkep, Tanjung Pinang, Tanjung Batu, Tanjung Balai Karimun, Selat Panjang, Bengkalis, Belitung, dan Natuna sehingga tidak efisien, karena total kapasitas hanya 180 MW.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka