Jakarta, Aktual.co — Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menilai pentingnya pengembangan infrastruktur migas LNG Receiving Terminal untuk menunjang perekonomian daerah. Gas bumi sangat strategis menentukan berkembangnya industri karena berfungsi sebagai bahan baku dan sumber energi yang mendukung peningkatan nilai tambah di dalam negeri yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk kebutuhan domestik.
“Sekarang ini kan harga minyak sedang terus turun, jika kita bicara soal minyak tentu kita bicara soal pasar. Nampaknya minyak akan mencapai harga keekonomiannya. Maka KADIN mendukung mengalihkan pemanfaatan dari minyak ke gas,” kata Wakil Ketua KADIN Indonesia Bidang Pemberdayaan Daerah Tertinggal Natsir Mansyur di kantornya, Jakarta, Selasa (13/1).
Natsir mengatakan, kebijakan pengalokasian gas bumi ke depannya perlu diarahkan dari revenue oriented menjadi benefit oriented sehingga dapat memberikan multypier effect bagi kegiatan perekonomian dimana gas dimanfaatkan sebagai bahan baku dan sumber energi dapat memberikan nilai tambah. Sementara, fasilitas LNG receiving terminal untuk mengubah gas yang sudah dicairkan (LNG) menjadi gas kembali (regasifikasi) yang siap dipakai oleh konsumen, belum tertata atau terkelola dengan baik untuk kepentingan nasional.
“Kebutuhan LNG dalam negeri yang semakin meningkat pada tahun 2014 diperkirakan 10 juta metric ton atau separuh dari LNG yang di ekspor sehingga diperlukan percepatan pembangunan infrastruktur gas bumi nasional perlu dibangun LNG Receiving Terminal, jaringan pipa gas, satelit station, SPBG, untuk mendukung aktifitas perekonomian nasional atau daerah,” jelasnya.
“Untuk mempercepat pergerakan ekonomi melalui peningkatan investasi swasta di daerah, maka Kadin bidang pemberdayaan daerah tertinggal bersama Indonesia LNG Receiving Terminal Association Menginisiasi pengembangan infrastruktur migas yang berupa LNG receiving terminal di daerah yang mempunyai sumber daya alam mineral untuk industri pengolahan atau pemurnian, perkebunan, usaha industri, jasa transportasi serta pembangkit listrik,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka