Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan kenaikan tarif listrik akan mempengaruhi biaya produksi perusahaan mengingat kontribusinya yang besar yakni sekitar 15 hingga 20 persen.

“Komponen listrik itu porsinya sekitar 15 hingga 20 persen, jadi tentu ada dampaknya ke ‘cost production’ (biaya produksi),” kata Suryo seusai dialog bersama Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo di Kantor Kadin, Jakarta, Senin (6/4).

Dengan asumsi komponen listrik yang sebesar 15-20 persen itu, kata dia, maka jika tarif listrik disimulasikan mengalami kenaikan sebesar 20 persen, maka bisa menyumbang kenaikan biaya produksi hingga 2 persen.

“Kalau naik listriknya 20 persen, ya naik (biaya produksinya) 2 persen. Kenaikannya kecil, tapi relatif berdampak pada kenaikan biaya produksi,” ujar dia.

Suryo menuturkan, pelaku usaha tentu menginginkan tarif listrik yang lebih murah guna menekan biaya produksi. Hal tersebut diyakini mampu memberi peluang bagi mereka untuk meningkatkan daya saing.

“Tapi tarif listrik kita kalau dibandingkan dengan negara lain kan beda. Makanya kita perlu coba kalau bisa ada yang lebih kompetitif,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka