Jakarta, Aktual.com — Kamar Dagang dan Industri Indonesia meminta pemerintah untuk segera membenahi tata sistem logistik perikanan nasional guna lebih terpadu sekaligus meningkatkan daya saing dan nilai tambah hasil perikanan di Tanah Air.
“Pasalnya, implementasi sistem logistik perikanan nasional yang rencananya dilaksanakan mulai 2014, hingga kini belum berjalan,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, ditulis Selasa (28/7).
Akibatnya, menurut Yugi, distribusi ikan dari sentra produksi di luar Jawa ke pabrik pengolahan yang kebanyakan terletak di Jawa masih belum memadai.
Untuk itu, dia juga menginginkan pemerintah bisa segera bermitra dengan swasta guna membangun sentra perikanan beserta infrastrukturnya.
Hal itu, kata dia, perlu dilakukan di pulau-pulau yang berada di wilayah lumbung ikan dan memperbanyak kapal pengangkut ikan untuk menunjang pelaksanaan sistem logistik ikan nasional.
“Intinya, saat ekonomi mengalami kelesuan, pemerintah diminta berani melakukan perubahan dan perbaikan yang bisa memperbaiki keadaan saat ini,” katanya.
Selain itu, kata Waketum Kadin, pemerintah juga harus memberikan kelaikan berusaha dan permodalan bagi pelaku usaha di sektor kelautan perikanan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyayangkan jumlah kredit yang dikucurkan pihak perbankan kepada nelayan tradisional di berbagai daerah di Tanah Air masih sedikit daripada jumlah kredit yang dikucurkan ke sektor lainnya.
“Saya yakin jika ‘financing’ lembaga-lembaga keuangan ini bergerak, masuk, mendukung sektor perikanan dan kelautan itu pasti akan berhasil meningkatkan produksi dan ekspor hasil laut kita,” ujar Menteri Susi.
Menurut Susi, kredit yang disalurkan ke nelayan jumlahnya masih sangat sedikit. Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit bank yang disalurkan ke sektor maritim baru mencapai Rp17,6 triliun per Desember 2014.
Porsi kredit ke sektor maritim, kata dia, mencapai 0,49 persen dari total kredit yang disalurkan industri perbankan Rp3.600 triliun. Dari jumlah tersebut, kredit yang disalurkan perbankan ke sektor kelautan dan perikanan terdiri atas sebesar 75 persen berupa kredit modal kerja dan 25 persen untuk modal investasi.
“Sektor usaha di bidang kelautan dan perikanan potensinya sangat besar dan itu membutuhkan pembiayaan yang sangat besar. Bisa masukan kredit ke kegiatan penangkapan ikan, budi daya, pengolahan, pemasaran produk, wisata bahari, dan jasa pendukung lainnya,” tuturnya.
Otoritas Jasa Keuangan sendiri juga telah menargetkan pertumbuhan kredit di sektor kelautan dan perikanan pada tahun ini akan naik sebesar 67 persen atau akan naik menjadi Rp29 triliun pada akhir 2015.
Artikel ini ditulis oleh: