Secara ekonomi, komoditas hasil perkebunan ini merupakan salah satu unggulan. Perkebunan teh rakyat di Indonesia bahkan disebut mencapai 46 persen dari total perkebunan teh yang ada sehingga produktivitasnya terus digenjot.
Di sisi lain, ekspor teh Indonesia ke Eropa masih terkendala dengan ketatnya persyaratan, misalnya dengan pengenaan MRL (batas maksimum residu) tertentu mengenai kandungan anthraquinon yang harus 0,02 persen. “Perlu diperkuat lobi dengan Eropa,” katanya.
Kadin juga berharap pemerintah dapat mempertimbangkan untuk mengalokasikan kredit murah dengan prosedur yang mudah, terutama untuk perbaikan kebun dan pemeliharaan tanaman; penggantian tanaman tua dengan klon-klon teh unggul yang produktivitasnya bisa mencapai 2,5-5 ton/hektare/tahun, serta modernisasi atau penggantian mesin-mesin tua.
Artikel ini ditulis oleh: