Para calon investor dan anggota JCI saat hadir usai pembukaan perdagangan dan sosialisasi pasar modal di Main Hall & Auditorium BEI, Gedung BEI, Jakarta Rabu (16/9). Para investor di pasar keuangan Indonesia tengah menunggu kepastian bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) untuk menentukan tingkat suku bunganya.Di tengah penantian suku bunga The Fed ini, pasar saham maupun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus berfluktuasi. AKTUAL/EKO S HILMAN

Jakarta, Aktual.com – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani mengatakan dunia usaha tidak mengalami kepanikan dalam menanggapi langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan “7-Day Reverse Repo Rate” 0,25 persen menjadi 5,5 persen.

“Kami tidak kaget atau heran karena kami sudah antisipasi ini menjadi 5,5 persen. Selama sudah diantisipasi, bukan suatu hal yang mengakibatkan kami panik,” kata Rosan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/8) malam.

Ia mengatakan bahwa pengusaha sudah menduga ada penaikkan suku bunga acuan BI dengan melihat bahwa Bank Sentral AS kemungkinan masih akan menaikkan suku bunganya dua kali tahun ini.

Oleh karena itu, para pelaku usaha sudah memasukkan faktor peningkatan suku bunga tersebut ke dalam perencanaan. Rosan juga memastikan bahwa tidak ada kepanikan dari pelaku usaha atas langkah yang ditempuh BI tersebut.

Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan “7-Day Reverse Repo Rate” 0,25 persen menjadi 5,5 persen untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan dan menarik modal asing dengan harapan meningkatkan daya tarik aset rupiah.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid