Jakarta, Aktual.co — Banyaknya masalah fiskal yang dihadapi Indonesia selama ini mendapat perhatian dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Kebijakan Moneter, fiskal, dan Publik. Salah satunya yaitu pendapatan pajak yang terus menurun.
Tahun 2014 ini target pendapatan pajak diperkirkan tidak tercapai. Rendahnya pendapatan pajak ini menyebabkan defisit primer yang terus membesar, yakni pendapatan dikurangi belanja tanpa pembayaran utang. Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto mengatakan bahwa peran swasta sangat berpengaruh untuk menciptakan situasi ekonomi yang lebih aman.
“Utang negeri dengan swasta yang demikian besar pada dasarnya disebabkan oleh bunga pinjaman yang tinggi dalam negeri, sedang bunga pinjaman di luar negeri rendah,” ujarnya di Hotel Sahid Jakarta, Jumat (21/11).
Lebih lanjut dikatakan Suryo, dampak dari tingginya utang Indonesia menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah, menguras cadangan devisa, serta membebani APBN.
“Baru belakangan ini ada dorongan agar masyarakat lebih akrab dengan pasar saham di dalam negeri. Selain itu juga perlu ditanyakan apakah tingginya bunga pinjaman di dalam negeri memang merupkan survival measure bagi industri perbankan atau karena sebab lain,” pungkasnya.
Untuk diketahui, pada tahun 2012 defisit primer Indonesia mencapai Rp45,5 triliun, dan dalam 2014 akan mencapai Rp111 triliun. Hal ini mengalami peningkatan dua kali lipat.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















