Jakarta, aktual.com – Wakil Direktur Kadin Institute, Prof. Tomy Kayhatu, menyampaikan bahwa industri media saat ini tengah berupaya serius memperbaiki sistem pemagangan. Hal ini terlihat dari partisipasi perwakilan industri media dalam Pelatihan Pelatih Tempat Kerja Internasional – Kualifikasi Dasar (AdAIB) yang diadakan oleh Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur.
“Yang menarik, ada sejumlah industri media yang juga mengikutkan perwakilannya. Ini menandakan bahwa industri media pun serius dalam membenahi sistem pemagangan di perusahaan mereka,” kata Prof. Tomy Kayhatu di Surabaya pada Jumat (11/8/2023).
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional Kadin Jatim itu mengatakan keseriusan media menjadi angin segar bagi SMK yang miliki jurusan teknologi digital dan informasi.
“Apalagi sekarang zamannya digitalisasi, beragam inovasi teknologi telah dikembangkan. Saluran informasi pun juga kian beragam, termasuk melalui media sosial seperti IG, tiktok dan juga podcast,” ujarnya.
Menurutnya, kesiapan industri dalam menerima program pemagangan merupakan faktor kunci dalam kesuksesan program revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi yang dicanangkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, pelatihan AdAIB menjadi penting untuk memastikan industri memahami langkah-langkah yang harus diambil saat menerima siswa magang.
“Kalau dulu ada anak magang, industri tidak tahu disuruh apa karena mereka tidak paham ilmunya, tidak paham sistemnya. Bahkan siswa magang dianggap mengganggu proses produksi, sehingga industri tidak mendapatkan apa-apa, siswa magang pun juga sama, tidak dapat apa-apa,” jelasnya.
Program pemagangan ini sebenarnya memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi industri yang mengikutinya. Selain mendapatkan insentif pajak sesuai dengan janji pemerintah, industri juga akan lebih mudah dalam merekrut tenaga kerja baru.
Prof. Tomy juga menyatakan bahwa program ini tidak hanya menguntungkan industri secara langsung, tetapi juga memiliki implikasi penting untuk persiapan Indonesia menghadapi bonus demografi pada tahun 2034, di mana jumlah tenaga kerja diperkirakan akan mencapai lebih dari 100 juta orang.
Terutama dalam konteks pengembangan industri hilir atau industri sekunder yang sedang ditekankan oleh pemerintah, keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap mengisi peran di industri tersebut menjadi sangat penting.
“Kalau tenaga kerja kita tidak memiliki kualitas dan tidak memiliki daya saing, maka tidak akan ada penempatan. Dan ini akan menjadi bencana demografi,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Instruktur Kadin Institute, Darno, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program Pengembangan Kapasitas Kadin (KCD). Peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan dasar, tetapi juga program perbaikan kemitraan (Propermi).
“Program perbaikan kemitraan ini diberikan Kadin Jatim kepada 40 perusahaan secara bertahap. Saat ini ada 20 perusahaan yang mendapatkan pendampingan, selanjutnya akan 20 perusahaan lain lagi,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh: