Jakarta, Aktual.com — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyiapkan sejumlah rencana aksi guna mengembangkan sektor logistik nasional yang dinilai masih terhambat mahalnya beban biaya transportasi ke berbagai daerah di Tanah Air.
“Kadin berharap membentuk lembaga formal pengembangan sumber daya manusia (SDM) logistik,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Logistik Rico Rustombi saat membuka lokakarya Sistem Logistik Nasional di Jakarta, Senin (29/2).
Menurut Rico Rustombi, pembentukan lembaga formal pelatihan SDM seperti di bidang “supply chain management” (manajemen rantai pasokan) merupakan hal yang relatif sangat penting.
Selain itu, kata dia, rencana aksi lainnya di bidang logistik antara lain melakukan advokasi berdasarkan hasil kajian dan monitoring atau pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang logistik.
“Lakukan survei ‘Logistics Performance Index’ (LPI) dalam rangka mengukur efisiensi kinerja logistik nasional,” katanya.
Kadin bidang logistik diharapkan juga memiliki agenda tetap yang dilakukan secara transparan dan konstruktif.
Hal tersebut dinilai dapat dilakukan misalnya dengan menyelenggarakan dialog terbuka minimal dua kali dalam setahun yang melobatkan pelaku usaha, penyedia jasa logistik, dan pemerintah.
“Kita tidak boleh membiarkan pemerintah berwacana. Kita melihat pemerintah melakukan upaya konkret, tetapi hal itu belum cukup menjawab (persoalan yang ada),” katanya.
Kadin sebagai mitra pemerintah sangat berkepentingan untuk terus memberikan masukan dan mengawasi kebijakan ekonomi di bidang logistik agar sistem logistik nasional dapat mencapai sasaran yang diharapkan.
Sebagaimana diwartakan, Menteri Perindustrian Saleh Husin berpendapat bahwa pembangunan kawasan industri yang menggunakan konsep integrasi infrastruktur dapat efektif meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya logistik hingga 20 persen.
“Industri yang masuk ke kawasan akan diuntungkan dengan fasilitas yang mendukung produksi dan sekaligus memangkas ‘cost’ dalam jangka panjang. Ini magnet yang kuat bagi pabrik dan perusahaan,” kata Saleh di Gresik, Minggu (14/2).
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai perbaikan sistem logistik di Tanah Air, khususnya bahan pangan strategis, dapat membantu bank sentral dalam mengendalikan laju inflasi.
“Ketika inflasi rendah, kita ingin ini terjaga ke depan. Pada tahun 2016 ada risiko tekanan inflasi khususnya dari harga pangan yang tipenya bergejolak (volatile food),” kata Agus usai rakor di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/2).
Sepanjang 2015, laju inflasi mencapai 3,35 persen, di batas bawah target inflasi bank sentral 3-5 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan