Jakarta, Aktual.co — Sektor perikanan selama ini dianggap kurang mendapat dukungan pembiayaan dari perbankan. Padahal, potensi perikanan yang nilainya mencapai Rp380 triliun merupakan kesempatan yang baik bagi perbankan nasional dan pelaku usaha.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto mengatakan dukungan pembiayaan dari perbankan nasional dapat mendorong investasi di sektor perikanan. Menurutnya, selama ini suku bunga perbankan reltif tinggi dan kepercayaan perbankan pada sektor perikanan masih rendah.

“Masih relatif rendah karena berbagai sebab, sejarah kredit macet, pengaruh legalitas usaha, sampai faktor alam yang tidak menentu,” ujar Yugi di Menara Kadin Jakarta, Senin (6/4).

Lebih lanjut dikatakan dia, pihaknya meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus mendukung penyaluran kredit ke sektor perikanan. Pasalnya, banyak subsektor perikanan yang memberikan prospek yang baik.

“Sangat disayangkan kalau dikembangkan tanpa bantuan kredit perbankan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisiner OJK, Muliaman Hadad mengatakan pada tahun 2014 pertumbuhan kredit untuk sektor pertanian, termasuk perikanan sebesar 19,5 persen. Dan di tahun yang sama, pembiayaan perbankan pada sektor tersebut hanya 5,88 persen dari total keseluruhan pembiayaan yang mencapai Rp3.600 triliun.

Salah satu stigma yang membuat perbankan enggan membiayai sektor pertanian yaitu non-performing loan (NPL/kredit macet) yang cukup tinggi. Padahal NPL pertanian di bawah rata-rata 2,28 persen, relatif lebih kecil dibandingkan sektor peternakan yang mencapai 4 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka