Jakarta, Aktual.co — Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta, Larso Marbun menilai kurikulum 2013 belum mencerminkan revolusi mental yang ingin dilakukan pemerintahan baru, sehingga perlu diperbaiki.

“Kurikulum pendidikan punya peran besar dalam mengimplementasikan revolusi mental kepada generasi muda. Karena itu muatan kurikulum harus mencerminkan visi dan misi revolusi mental,” kata Marbun di Jakarta, Jumat (31/10).

Menurut dia, Kurikulum 2013 belum sepenuh mencerminkan semangat yang akan dibangun dalam memperbaiki mental bangsa Indonesia dan saatnya disesuaikan visi misi Presiden Jokowi.

“Masih dapat diperbaruhi. Mungkin setelah dievaluasi dan diperbaharui diganti namanya menjadi Kurikulum 2013 Pembaharuan,” ucapnya.

Marbun mengemukakan persoalan mental bangsa Indonesia memang seharusnya menjadi perhatian. Berbagai pihak memahami revolusi mental merupakan program Joko Widodo untuk memperbaiki mental bangsa Indonesia secara menyeluruh.

Revolusi mental, menurut dia jangan hanya dilaksanakan pada kulitnya saja, melainkan harus secara menyeluruh.

“Jangan hanya dilaksanakan sebentar saja. Ini program besar yang harus dilaksanakan secara maksimal demi kepentingan bangsa,” katanya.

Perbaikan mental, kata dia tidak terlepas dari peran lembaga pendidikan. Sekolah memiliki peranan yang besar memperbaiki mental para generasi muda, menjadi generasi yang kuat, berkualitas dan agamis.

“Kesadaran dalam melaksanakan norma sosial, norma agama dan norma hukum akan mengubah bangsa ini menjadi maju,” ujarnya.

Kurikulum 2013 harus dievaluasi setelah satu semester diselenggarakan di seluruh SD-SMA. Pelaksanaan kurikulum itu kurang matang sehingga banyak guru yang tidak memahaminya.

Materi kurikulum yang rumit tanpa disosialisasi kepada seluruh guru menyebabkan kebijakan itu sulit berhasil dilaksanakan. Apalagi pengadaan buku panduan Kurikulum 2014 terkendala sehingga banyak sekolah belum mendapatkannya.

“Kurikulum 2013 pada Desember 2014 telah satu semester dilaksanakan. Hasilnya, sebaiknya dievaluasi,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid