Semarang, Aktual.com – Proyek reaktivasi jalur kereta api rute Stasion Tawang-Pelabuhan Tanjungmas Semarang, Jawa Tengah bakal jadi akses transportasi nasional dari stasion langsung menuju Pelabuhan Tanjungmas.

“Potensi Pelabuhan Tanjung Emas sebagai aset Jateng dan pintu masuk transportasi ke luar Jawa,” ujar Senior Manajer Aset Daop 4 Semarang, Eman Sulaiman saat sosialisasi bersama warga setempat, Rabu (13/4).

Diperkirakan, rencana proyek ini akan menelan lahan milik warga Kebonharjo seluas 15 meter persegi dari kanan dan jalur rel kereta. Sebanyak 130 bangunan rumah milik warga Kelurahan Kebonharjo bakal tergusur. Akses jalur Tol laut itu antara lain bakal menggusur dua masjid, dua mushola, dua Taman Pendidikan Al-Quran dan enam fasilitas umum.

Mengenai pemukiman warga yang bakal tergerus proyek, Eman mengklaim bangunan milik warga ada di atas tanah KAI. Meski begitu, KAI janji akan memberi kompensasi sebesar Rp200 ribu/ meter. Sedangkan, bangunan tempat ibadah akan dibangun kembali seperti semula yang lebih bagus.

“Untuk masjid, musola dan fasilitas Umum, PT KAI bisa membangun kembali dengan yang lebih bagus dari sekarang,” janji dia.

Berbeda dengan pernyataan Eman, ratusan warga di luar acara sosialisasi berunjukrasa. Salah seorang warga Kebonharjo, Diana Sukorina mengaku pihaknya tidak pernah menolak reaktivasi.

“Monggo kalau negara mau makai (tanah warga). Tapi jangan sampai langgar Undang-undang pembebasan lahan,” kata dia, saat berdialog dengan PT KAI di Kawasan Kota Lama.

Diana menegaskan lahan yang dihuni ratusan warga Kebonharjo sudah bersertifikat hak milik (SHM). Karena itu dia meminta KAI tidak asal gusur pemukiman warga.

“Kita punya SMH. Kalian (KAI) punya apa? HPL? NIB? Jangan berulang-ulang berstatemen di koran menakuti warga. Yang bermusuhan itu negara melawan negara,” ujar Diana.

Menurut Diana, warga Kebonharjo sudah memilik SHM atas tanah yang mereka huni sejak 24 September 1980. “Kita tahu SHM itu sah. Saya lahir sertifikat itu sudah diumumkan negara yang difasilitasi BPN,” tegas Diana.

Sebelum pertemuan, ratusan warga Kebonharjo Semarang menggelar orasi. Inti orasi mereka, warga menolak digusur paksa. Ratusan warga yang menggelar pertemuan itu dikawal dengan kekuatan aparat yang jumlahnya tidak kalah banyak dengan warga.

Artikel ini ditulis oleh: