Jakarta, Aktual.com – Sebanyak 56 prajurit TNI Batalyon Infanteri Raider Khusus 762 Vira Yudha Sakti yang tergabung dalam satuan tugas pengamanan daerah rawan (Satgas Pamrahwan) Kodam XVIII/Kasuari siap menjaga Kaimana, kabupaten di wilayah selatan Papua Barat.
Pengerahan pasukan dari Satgas Pamrahwan itu merupakan bagian dari upaya Kodam XVIII/Kasuari memastikan keamanan di seluruh daerah Papua Barat, termasuk Kaimana, kata Penerangan Kodam XVIII/Kasuari lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (8/6).
Pasukan tersebut tiba di Kaimana sejak Senin malam (7/6) dan disambut langsung oleh jajaran pejabat daerah di kabupaten serta petinggi Komando Distrik Militer dan kepolisian, terang pihak Kodam XVIII/Kasuari.
Wakil Bupati Kaimana Hasbullah Furuada, yang mewakili Bupati Kaimana, berharap agar para prajurit dapat langsung mempelajari daerah penugasannya, termasuk kondisi masyarakat setempat.
“Pahami adat-istiadat dan budaya masyarakat di daerah ini, karena sangat beragam sehingga menuntut kehati-hatian para prajurit dalam bertindak di lapangan. Hindari tindakan-tindakan yang dapat melukai dan menyakiti rakyat,” kata Hasbullah membacakan pesan dari Bupati Kaimana Freddy Thie untuk para prajurit anggota Satgas Pamrahwan.
“Dekatkan diri kalian manunggal bersama rakyat dengan tidak menghilangkan kewaspadaan sebagai prajurit yang profesional,” kata dia menambahkan.
Kodam XVIII/Kasuari mengerahkan pasukan sebanyak dua kompi ke berbagai daerah rawan di Papua Barat bulan ini. Sebelum resmi bertugas ke daerah masing-masing, Panglima Daerah Militer (Pangdam) XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa telah memberi pembekalan secara langsung dan memeriksa kesiapan pasukan.
“Para prajurit Satgas Pamrahwan harus selalu fokus terhadap tugas menjaga stabilitas keamanan, menetralisir berbagai ancaman keamanan dari kelompok separatis bersenjata,” kata Cantiasa ke jajarannya, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis Penerangan Kodam XVIII/Kasuari minggu ini.
“Lindungi, jaga, dan selamatkan rakyat, khususnya warga masyarakat di Papua Barat yang (tinggal di tempat, Red) jauh dan terpencil,” kata dia menambahkan.
Dalam acara pemeriksaan kesiapan tersebut, Pangdam XVIII/Kasuari memberikan sejumlah bekal, antara lain tali “fast rope” untuk keperluan latihan, serta 50 buku saku tentang “Pedoman Tata Cara Melaksanakan Pertempuran Sesuai dengan Hukum Humaniter Internasional” dan 50 buku “Pedoman Penerapan HAM” yang diperoleh dari Badan Pembinaan Hukum Tentara Nasional Indonesia.
“Buku-buku itu agar dipelajari, dipahami, dan dipedomani dalam pelaksanaan tugas para prajurit Satgas Pamrahwan Yonif Raider Khusus 762/Vira Yudha Sakti Kodam XVIII/Kasuari,” kata Cantiasa dikutip dari keterangan tertulis Pendam XVIII/Kasuari.(Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i