Warid merupakan pintu menuju Musyahadah-mu kepada Allah. Musyahadah adalah persaksian dirimu bahwa segala gerak gerik, pikiran dan nafasmu diatur dan diawasi Allah serta akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah.
“Jangan sampai tujuan kalian masuk/belajar Thoriqoh agar mendapat Khoriqul ‘Adah (kemampuan diluar akal). Sebab banyak orang diberikan keistimewaan tetapi malah semakin tinggi ego dan kediriannya, bukan tambah semakin pasrah dan taat kepada Allah,” katanya.
“Misal kamu memiliki ide membuat majelis, tanyakan ke dirimu apa orientasinya? Jika hal tsb malah membuatmu jumawa dan menonjol kedirianmu ketika diberikan Warid (anugrah) dari Allah. Pun begitu ketika dirimu diberikan Allah perjumpaan dengan Rasulullah di dalam mimpi, jangan sampai ada Rasa ujub, sombong, dan tidak menambah rasa malu kepada Rasulullah,” lanjutnya.
Anugrah itu macam-macam, termasuk ketika diri dibangunkan Allah untuk melaksanakan sholat malam. Tapi apakah sholat malam itu membuat berbangga diri atau renungkan itu sebagai penghapusan atas dosa-dosa. Jadi orang Arif Billah itu tidak menjadikan ibadah sebagai beban. Tetapi mulai belajar mengorientasikan segala aktivitas karena Allah.
Perlu ada yang namanya niat kebaikan dalam kehidupan sehari-hari, misal setelah membaca wirid asasi ketika subuh, memejamkan mata kemudian berniat,
“Yaa Allah, saya niatkan hari ini segala gerak-gerikku dan diamku untuk ibadah kepadamu Yaa Allah dan untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain Yaa Allah, Jadikanlah hari ini niatku untuk ibadah dan menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain engkau jaga dan lestarikan,”.
Kemudia ketika beranjak ingin tidur, berkata,
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain