Jakarta, aktual.com – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa waktu lalu, diketahui mengirimkan surat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), berisi permintaan klarifikasi terkait tudingan AHY yang menyebut terdapat pejabat di lingkungan Istana yang ingin mengambil alih Partai Demokrat.

Pihak Istana mengakui menerima surat klarifikasi, namun tak merespons, karena isu kudeta seharusnya diselesaikan di internal partai, dan bisa diselesaikan sesuai AD/ART.

Di tengah sikap istana yang memilih netral, Jokowi kemudian hadir ke daerah basis SBY dan AHY di Pacitan, Jawa Timur, pada Minggu (14/2/2021), meresmikan Bendungan Tukul.

Apakah momen itu punya makna politik? Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai, peresmian Bendungan Tukul di Pacitan, hal biasa karena Jokowi memang punya perhatian membangun bendungan di berbagai daerah. Apalagi bendungan Tukul sudah dibangun sejak lama.

“Kalau dikatakan peresmian waduk tukul di pacitan itu memberi pesan tertentu ke AHY atau demokrat, tidak tepat, apalagi kalau dikatakan bahwa misalnya ini AHY air tuba dibayar air susu oleh Jokowi,” kata Qodari ketika dihubungi wartawan, Senin (15/2/2021).

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin