Meskipun, lanjut Qodari, gerakan politik ini sesunguhnya mengherankan, karena AHY baru setahun menjadi ketum partai sudah muncul kudeta.

“Artinya aklamsi pemilihan AHY tahun lalu itu dipaksakan, karena kalau aklmasi sesungguhya gak ada gerakan semacam ini. Lihat aja seperti aklamsinya Muhaimin Iskandar di PKB, kan gak ada bunyi-bunyi seperti ini. Jadi disisi yang lain, masalah internal Demokrat harus diselesaikan sendiri, supaya apapun gerakan itu akan berhenti,” kata Qodari.

Kemudian, kata Qodari, karena isu kudeta ini ditunjukan kepada pihak istana, sebetulnya ini memiliki kesan, Istana ingin mengambil keuntungan mobilisasi politik dari mereka-mereka yang tak suka Jokowi.

“Karena kalau memang ingin menghentikan Moeldoko, cukup sebut Moeldoko saja, tidak perlu menyebut nama Jokowi,” jelas dia.

Ia menilai, ada peran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kini menjabat Ketua Majelis Tinggi PD di balik isu kudeta Partai Demokrat.

Kata Qodari, tujuannya pertama menghentikan gerakan-gerakan di dalam maupun gerakan-gerakan dari luar. Dengan asumsi bahwa jika ini disampaikan ke publik lalu kemudian AHY kirim surat ke Jokowi itu, Jokowi akan menghentikan Moeldoko, yang disebut punya peran dalam isu kudeta.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin